RSUD Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto Layani Pasien di Tenda
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto, mendirikan tenda IGD darurat untuk menampung pasien. Hal itu disebabkan ruang IGD rumah sakit milik Pemkot Mojokerto itu penuh dengan pasien.
Tenda darurat itu didirikan lengkap dengan bed serta tabung oksigen, ventilator dan peralatan medis yang lain. Terdapat satu tenda yang didirikan di halaman RSUD Wahidin Sudiro Husodo yang berisi empat bed. Dalam tenda berukuran 15X5 meter persegi itu ada dua pasien yang sedang dirawat.
Beberapa tenaga kesehatan memakai APD lengkap. Tenda darurat ini juga menyediakan tempat untuk melakukan pemeriksaan awal saat pasien baru masuk ke rumah sakit.
Sementara di ruang IGD RS plat merah itu sendiri seluruh bed penuh dengan pasien. Bahkan beberapa pasien mengaku tidak mendapatkan tempat di IGD.
"Saya dari Gresik, mau berobat tidak kebagian tempat. IGD penuh," kata pria berbadan besar bersama keluarga yang mengantar di depan IGD RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto, Jumat 25 Juni 2021 malam.
Pria asal Gresik itu mengaku datang membawa mobil bersama keluarga. Ia mengeluhkan sakit pada pernapasan. "Dada saya sesak," cetusnya.
Belum diketahui pasti penyebab berdirinya tenda darurat di halaman rumah sakit milik pemerintah tersebut. Jubir Satgas Covid-19 Kota Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo tak menjawab sabungan seluler Ngopibareng.id.
Namun dalam sepekan terakhir pasien Covid-19 di Kota onde-onde ini terus meningkat. Menurut pusat Informasi Covid-19 Kota Mojokerto, saat ini berstatus zona oranye atau wilayah dengan risiko sedang penyebaran Covid-19. Jumlah warga yang terinfeksi virus corona bertambah 202 orang dalam 9 hari terakhir. Yakni dari 2.709 pada Selasa 15 Juni, menjadi 2.911 pada Kamis 24 Juni 2021. Terdiri dari 210 kasus aktif, 2.503 pasien sembuh dan 198 pasien meninggal dunia.
Dalam periode yang sama, tingkat kesembuhan (recovery rate) pasien Covid-19 di Kota Mojokerto terus anjlok. Yakni dari 91,47 persen pada 15 Juni menjadi 85,98 persen pada 24 Juni. Sementara tingkat kematian (fatality rate) pasien mencapai 6,80 persen.