RSUD Tarakan Sebut Korban Bentrok Terkena Peluru Karet
Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan sampai saat ini telah merawat sekitar 141 warga akibat korban bentrok aksi di depan Gedung Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Selasa, 21 Mei 2019 malam. Dari sejumlah yang dirawat itu dua diantaranya meninggal.
Kepala Bagian Umum dan Pemasaran Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Reggy S Sobari mengatakan, korban bentrok antara massa dengan aparat keamanan di sekitar Tanah Abang, Jalan Thamrin dan Petamburan, Jakarta Pusat mayoritas terluka akibat terkena peluru karet.
"Ada beberapa korban yang membawa peluru karet itu saat dibawa ke RSUD Tarakan. Ada beberapa yang kami bantu mengeluarkan peluru karet itu dari tubuhnya," kata Reggy, dikutip Antara, Rabu, 22 Mei 2019.
Reggy mengatakan tidak ada korban yang terluka akibat peluru tajam. Beberapa korban yang sudah diperbolehkan pulang malah meminta proyektil peluru karet yang mengenai tubuhnya untuk dibawa.
Ketika ditanya apakah penyebab dua korban meninggal di RSUD Tarakan, Reggy tidak bisa memastikan karena keluarga menolak untuk dilakukan autopsi. Penyebab kematian sebenarnya bisa diketahui dari autopsi.
"Korban meninggal mengalami luka berupa lubang berbentuk bulat. Apakah luka itu yang menyebabkan meninggal, kami tidak bisa memastikan," katanya.
Berdasarkan data yang dipasang pengelola RSUD Tarakan, terdapat 141 pasien korban bentrok yang dirawat di rumah sakit tersebut. Seluruhnya laki-laki dengan usia yang beragam. Yang termuda berusia 15 tahun.
Saat ini hanya tinggal 13 korban yang masih dalam perawatan lanjutan di RSUD Tarakan karena harus menjalani pembedahan akibat patah tulang atau luka robek. (wit/ant)
Advertisement