RSUD Dr Soetomo Lakukan Operasi Pemisahan Kembar Siam asal Lombok
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo kembali berhasil melakukan operasi pemisahan balita kembar siam asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Selasa, 15 Februari lalu. Operasi ini merupakan yang pertama sejak pandemi Covid-19.
Kedua balita tersebut adalah Anaya Rizka Ramadhani dan Inaya Riza Ramadhani. Direktur RSUD Dr Soetomo, Dr Joni Wahyuhadi mengatakan, proses operasi pemisahan balita kembar siam berusia 2 tahun ini membutuhkan waktu 9 jam.
"Mereka dirawat sejak 31 Januari 2022. Ke sini diantar oleh Bupati Lombok Timur, Dirut RS di Lombok Timur, dan perwakilan masyarakat. Kemudian visitasi, dan baru dilakukan tindakan operasi pemisahan pada Selasa," ungkapnya, Kamis, 17 Februari 2022.
Dokter Joni menyampaikan, operasi pemisahan kembar siam ini melibatkan beberapa tim yang terdiri dari dokter anak, bedah thorax, bedah plastik, dan lainnya. "Saat operasi terdapat beberapa tim, total lebih dari 20 orang yang menangani, tetapi bergantian, tidak semua tim masuk bersamaan," ujarnya.
Menurutnya, operasi pemisahan balita kembar siam kali ini tidak terlalu kompleks. Sebab, kondisinya dempet dada sebagian, dan perut sebagian. Organ yang menyatu hanya liver. "Livernya menjadi satu dan dilakukan pemisahan dengan sangat hati-hati. Sedangkan usus, organ pencernaan dan organ lainnya ada sendiri-sendiri," jelasnya.
Ia mengungkapkan, proses operasi dilakukan mulai pukul 07.00 WIB (proses anastesi). Kemudian sekitar pukul 10.00 WIB mulai dilakukan bedah, dan terpisah pukul 13.00 WIB lalu operasi selesai pada pukul 16.00 WIB.
Kondisi Balita Kambar Siam Pasca Operasi
Dokter Joni mengungkapkan, pasca operasi kondisi kedua balita sudah stabil d pada hari Rabu, 16 Februari malam, dan alat bantu pernapasannya juga sudah dilepas. "Alhamdulillah pasca operasi kondisi baik. Semoga baik-baik terus. Karena komplikasi pasca operasi bisa terjadi kalau tidak hati-hati," ungkapnya.
Saat ini kedua balita tersebut memang masih dirawat di ruang ICU karena luka operasinya yang lebar. Untuk itu perlu dirawat insentif dan tekniknya perawatan harus benar-benar detail.
"Jika kondisi keduanya terus stabil, alat-alat bantunya bisa dilepas semua. Saat ini terus kami pantau kondisinya, lukanya kami pantau ketat karena ditakutkan ada darah-darah yang bisa merusak jahitan," pungkasnya.
Advertisement