RSUD Ar Rozy Mentereng tetapi Layanan dan SDM masih Kurang
Bangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ar Rozy, Kota Probolinggo, Jawa Timur, dari kejauhan tampak seperti rumah sakit internasional di kota-kota besar. Tetapi, dari segi layanan dan sumber daya manusia (SDM), rumah sakit yang terletak di Jalan Prof. Hamka itu masih kurang.
Hal itu terungkap saat jajaran manajemen RSUD Ar Rozy beraudensi dengan Penjabat (Pj) Walikota Probolinggo, M. Taufik Hidayat, Senin, 11 November 2024.
Hari itu, Direktur RSUD Ar Rozy dr. Abraar HS. Kuddah SpB dan jajaran manajemen rumah sakit itu menemui Pj Walikota di ruang kerjanya.
Tampak pula Kepala Dinkes PPKB dr NH Hidayati, Kepala BPPKAD Ratri Dian Sulistyawati, Kabag Hukum Denny Bagus Erwanto, dan Kepala Bappeda Diah Sajekti Widowati.
Dokter Abraar menuturkan, kondisi rumah sakit yang dipimpinnya. Mulai dari keberadaan SDM yang terbatas khususnya dokter spesialis, serta rencana penambahan pelayanan, dengan harapan dapat menekan angka rujukan.
“Dengan jenis pelayanan saat ini, selama tahun 2024 kasus yang memerlukan rujukan mencapai 6,94 persen. Baik dari pelayanan rawat inap maupun rawat jalan dan IGD. Ini dikarenakan jumlah layanan dan SDM yang terbatas, maka seringkali pasien dirujuk ke RSU yang lebih tinggi tipe-nya,” urainya.
Untuk mengatasi berbagai kendala yang dihadapi, dokter spesialis bedah itu meminta dukungan Pj Walikota Taufik guna mempercepat rencana penerapan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pada rumah sakit itu.
Pj Walikota Taufik merespon positif keinginan manajemen rumah sakit tersebut.
“Jika itu demi kepentingan kesehatan masyarakat, saya siap men-support penuh apa yang menjadi keinginan RSUD Ar Rozy. Apalagi sudah ditetapkan sebagai BLUD, maka silakan saja untuk mempersiapkan segala kelengkapan yang dibutuhkan,” ujarnya.
Ada beberapa catatan penting yang ditekankan oleh kepala daerah yang hobi jogging ini. Dari segi administrasi dan penganggaran.
“Skema dan timeline harus jelas dan gerak cepat dalam mempersiapkan semuanya, terutama jika targetnya di awal tahun 2025. Apalagi ini merupakan bagian dari mewujudkan Asta Cita Presiden Prabowo untuk urusan kesehatan masyarakat. Jika dibutuhkan secara administrasi adanya Perwali dan kondisi mendesak, saya bisa minta rekomendasi ke Kemendagri,” tuturnya.
Pj Walikota juga mengingatkan, manajemen RSUD Ar Rozy agar menyiapkan kelengkapan lainnya untuk dibahas dengan pihak legislatif, khususnya Tim Banggar DPRD Kota Probolinggo.
Selain itu, Abrar meyebut pelayanan RSUD Ar Rozy merupakan pelayanan dasar di bidang kesehatan. Apabila penerapan BLUD tertunda, maka pelayanan yang dilaksanakan dapat merugikan masyarakat. Otomatis ini berpengaruh pada tingkat kepercayaan masyarakat yang berpotensi mengurangi PAD.
Berdasarkan catatan, RSUD Tipe C itu dibangun dengan dana APBD Kota Probolinggo sebesar total Rp200 miliar. Mulai peletakan batu pertama yang dilakukan Gubernur Khofifah Indar Parawansa pada 2019, rumah sakit itu akhirnya resmi dioperasikan pada 24 Desember 2023 lalu.
Fasilitas rumah sakit di Kelurahan Kareng Lor, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo itu dilengkapi alat kesehatan senilai Rp30 miliar. Selain itu, RSUD berkapasitas 108 kamar dan empat dokter spesialis yakni, spesialis anak, penyakit dalam, bedah, dan kandungan.
Advertisement