RSTKA Unair Turunkan Kematian Ibu dan Bayi di Pulau Terpencil
Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) dilayarkan ke 20 pulau yang ada di sekitar Madura. Hal tersebut dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di pulau terpencil.
Rektor Universitas Airlangga (Unair), Prof Mohammad Nasih mengatakan, RSTKA mulai berlayar pada Sabtu, 3 September 2022, dan diperkirakan selesai, Sabtu, 12 November 2022, mendatang.
Total ada 20 pulau yang akan disambangi, yakni Saobi, Gili Iyang, Sapudi, Raas, Kangean, Sabunten, Saur, Saebus, Saseel, Sepanjang, Sapeken, Paliat, Sadulang Besar, Sadulang Kecil, Pagerungan Kecil, Pagerungan Besar, Sakala, Sapeken, Gili Genting, Gili Raja.
“Misi yang sekarang ini akan menentukan masa depan kita, masa depan Jatim, dan Indonesia,” kata Nasih, melalui keterangan tertulisnya, Minggu, 4 September 2022.
Sementara itu, Direktur RSTKA, Agus Harianto mengatakan bahwa pelayaran kali ini bakal difokuskan pada pelayanan, dan pendampingan, kesehatan ibu dan anak di daerah kepulauan.
“(Pelayaran) ini berangkat dari pengalaman pada misi sebelumnya, yakni ketika berlayar di daerah kepulauan Sapeken dan sekitarnya, kita melakukan operasi kepada 15 ibu hamil,” kata Agus.
Nantinya, kata Agus, RSTKA bertujuan untuk membantu pelayanan kesehatan yang sudah ada di pulau terpencil. Mengingat para petugas medis yang ada di sana memiliki keterbatasan alat dan tenaga.
“Akhirnya kami dimampukan, kami menyikapi kenyataan seperti itu, saya rasa tidak cukup dengan bisa mengatakan kasihan. Kami punya partner, dan punya sahabat yang mendukung,” jelasnya.
Dengan demikian, Agus berharap pada pelayaran RSTKA kali ini bisa menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Terutama bagi masyarakat yang tengah menjalani proses persalinan.
“Misi ini dilaksanakan dalam rangka mendukung pelayanan kesehatan rujukan untuk masyarakat di kepulauan sekitar Madura, khususnya dalam upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi,” ujar dia.
Agus pun berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu menyukseskan pelayaran RTKA tersebut. Yakni mulai dari Kementerian Kesehatan, sampai para relawan yang bertugas.
Advertisement