RSSA Malang Lakukan Pendataan Tenaga Medis Penerima Vaksin Covid
Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) sedang mendata karyawan yang akan menerima vaksin Covid-19 dari Pemerintah Republik Indonesia (RI).
Kasubbag Humas RSSA Malang, Donny Iryan mengungkapkan salah satu RS rujukan Covid-19 di Kota Malang tersebut memiliki sekitar 900 tenaga medis yang terdiri dari 300 orang dokter dan 600 orang perawat.
Donny mengatakan pendataan terkait penerima vaksin Covid-19 dari RSSA disusun oleh tim internal. Penerima vaksin Covid-19 nanti akan disusun sesuai skala prioritas. "Kami kan punya lini pertama, lini kedua dan lini ketiga. Dokter 300 dan perawat serta kawannya 600 orang. Mereka diprioritaskan karena kontak erat dengan penanganan Covid-19," tuturnya pada Kamis 29 Oktober 2020.
Pendataan tersebut dilakukan karena Pemerintah RI dalam waktu dekat akan segera mendatangkan vaksin Covid-19 dengan prioritas pertama adalah untuk tenaga medis. Namun, terkait kapan vaksin Covid-19 tersebut akan disalurkan, Donny masih menunggu kebijakan dari pemerintah pusat.
"Yang jelas kami masuk dalam prioritas. Kamu masih tunggu kebijakan nasional (pendistribusian vaksin). Pendataan sudah ada yang dilakukan oleh internal rumah sakit," ujarnya.
Sementara itu, secara keseluruhan RSSA Kota Malang memiliki sekitar 3 ribu orang karyawan termasuk tenaga medis seperti dokter dan perawat. Dengan status sebagai RS rujukan Covid-19, seluruh karyawan RSSA termasuk dalam golongan rentan tertular Covid-19. "Kami ada 3 ribu orang terdiri dari dokter, perawat dan administrasi kurang lebih segitu. Itu semua ada datanya tinggal menunggu kebijakan pemerintah, lini keberapa yang didahulukan," tutup Donny.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyatakan jika pemerintah Indonesia berupaya memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 dari tiga jalur berbeda. Yaitu jalur pembelian vaksin dari China dan Inggris, pasokan dari organisasi internasional, dan injeksi dari vaksin buatan Indonesia, Merah Putih.
Pemerintah menargetkan pasokan vaksin dari China dan Inggris dapat memenuhi kebutuhan minimal 70 persen penduduk, kolaborasi dengan CEPI dan GAVI bisa menjamin penyediaan vaksin bagi 20 persen penduduk, dan vaksin Merah Putih bisa menutupi vaksin yang belum terpenuhi.