Peringati Bulan Kanker Payudara, YKI Gelar Parade Pink
Memperingati Bulan Kanker Payudara yang diperingati setiap bulan Oktober di seluruh dunia, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) wilayah Jawa Timur adakan Pink Parade, di Gedung Grahadi Surabaya, Sabtu 19 Oktober 2018.
Kegiatan tersebut diikuti Oganisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Jawa Timur, Sekolah Menengah Umum se-Jawa Timur dan aktivis kesehatan lainnya.
Tak ketinggalan, sebagai pusat penanganan kanker terpadu di Indonesia, Rumah Sakit Onkologi Surabaya (RSOS) turut berpartisipasi di dalamnya.
"Kami menyambut baik langkah YKI ini. Dan Rumah Sakit Onkologi Surabaya akan tetap dan terus mendukung kampanye ini setiap Oktober, dalam Breast Cancer Awareness Month," ujar Mohammad Rizal, Kepala Departemen Pengembangan Bisnis RSOS.
Menariknya, dalam parade yang dihadiri oleh Gubernur Soekarwo dan Ketua YKI Hj Nina Soekarwo, RSOS selain menyanyikan yel-yel bertema SADARI (periksa payudara sendiri) atau fight cancer tapi juga menampilkan drama teatrikal yang menampilkan sosok petinju yang menghajar kanker hingga KO.
"Kami menampilkan drama teatrikal tentang petinju yang memukul sel kanker. Maksud drama itu bahwa tidak ada kata menyerah untuk kanker. Selalu lawan dan lawan. Jangan pernah takut atau cemas jika terkena kanker," ujar Rizal.
Kata Rizal, di negara berkembang kanker merupakan penyakit penyebab kematian terbesar kedua setelah kardiovaskular. Dan di Indonesia kasus kematian akibat kanker tertinggi.
"Mengkampanyekan kanker bisa dilawan menjadi sesuatu yang penting dilakukan. Deteksi dini adalah upaya cerdas yang wajib dilakukan dan diketahui oleh seluruh masyarakat.
Karena semakin dini diketahui, semakin besar pula kemungkinan sembuh bahkan sampai 100 persen," katanya.
SADARI (Periksa Payudara Sendiri) adalah langkah pertama dan sederhana yang dapat dilakukan oleh perempuan di mana saja.
Setelah rutin melakukan SADARI, deteksi dini kanker payudara juga dapat ditempuh dengan melakukan USG Payudara dan Mamografi.
Hal ini untuk memperoleh akurasi mengenai bagaimana kondisi payudara. Sebab, tidak semua benjolan dapat disebut sebagai kanker.
Hasil penelitian International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012 menyatakan 40 per 100.000 perempuan di Indonesia terkena kanker payudara. Dan angka tersebut diperkirakan dapat terus meningkat setiap tahunnya. (tts)