Kasus Jatim Melonjak, Rumah Sakit Covid Dikebut Dua Hari
Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan menyiapkan rumah sakit darurat untuk pandemi covid-19. Alasanya, rumah sakit rujukan di Surabaya Raya yakni Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik sudah over capacity alias tak bisa memuat lagi pasien.
Selain itu, faktor lainnya adalah terus bertambahnya jumlah penderita covid-19 di Jatim. Per hari ini saja, sudah 1.114 kasus covid-19 di Jatim. 705 diantaranya berada di Surabaya Raya.
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Timur dokter Joni Wahyuhadi mengatakan, upaya yang paling cepat dan memungkinkan adalah melengkapi infrastruktur Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) hingga mampu ditempati 200 pasien.
"Karena alasan itu, kami dengan Kemenkes dan para donatur ini, sedang berupaya untuk membuat rumah sakit darurat di Unair. Insyallah satu atau dua hari ini akan selesai," kata Joni, Minggu 3 April 2020 di Gedung Negara Grahadi.
Selain di RSUA, Pemprov juga sedang menyiapkan rumah sakit darurat di Gedung Puslitbang Humaniora di Jalan Indrapura, Surabaya. Hal itu diambil setelah mendapatkan perintah dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan izin pemakaian gedung tersebut dari Kemenkes.
Gedung tua tersebut direncanakan bisa menampung pasien lebih banyak dari beberapa rumah sakit di Kota Surabaya. Setidaknya 500 pasien bisa ditangani di rumah sakit darurat tersebut. Sejumlah perbaikan menurut Joni sudah dilakukan di gedung itu, seperti menambah pendingin udara, perbaikan ruangan, hingga saluran drainase. Targetnya 150 hingga 200 bed siap digunakan dalam waktu satu gungga dua hari kedepan. “Semoga satu sampai dua hari ini bisa ditempati. Kalau sudah semua bisa dipakai, ya 500an," katanya.
Meski ada tambahan bed, namun rumah sakit darurat itu tidak bisa menampung semua pasien. Kemenkes dan Pemprov Jatim mengambil kebijakan bahwa tidak semua orang dengan status PDP atau confirm positif harus masuk rumah sakit.
"Tidak harus semua orang harus masuk RS. Kalau gitu, ya nggak cukup. Kalau gejala klinisnya memenuhi syarat baru masuk RS. Kalau tidak ya isolasi mandiri di rumah," pungkasnya.