RS Soewandhie Punya Radioterapi Diharapkan Dapat Memecah Antrean
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soewandhie Surabaya, saat ini telah memiliki layanan radioterapi untuk pasien kanker. Diharapkan dengan adanya layanan ini bisa mengurangi bebas antrean radioterapi yang ada di RSPAL Dr Ramelan dan RSUD Dr Soetomo, Surabaya.
Seperti diketahui, layanan radioterapi di kedua RS tersebut mencapai waktu tunggu atau harus antre sekitar 6 bulan hingga satu tahun lamannya. Pasalnya, RSPAL Dr Ramelan dan RSUD Dr Soetomo juga merupakan rujukan BPJS Kesehatan.
Direktur Utama RSUD Dr Soewandhie Surabaya dr Billy Daniel Messakh Sp.B, mengatakan, saat ini tercatat ada 350 pasien kanker yang sedang menjalankan perawatan di RS-nya. Jumlah ini meningkat dari tahun 2022 lalu.
"Kalau pasien kanker dikonversi dari Januari 2023 hingga saat ini ada sekitar 350 orang. Tahun sebelumnya ada 275 pasien, trend semakin meningkat," kata dokter Billy.
Paling banyak kasus kanker yang ada di RSUD Soewandhie adalah kanker payudara, servic, nasofaring dan beberapa lainnya.
Meski demikian dokter Billy menyebut, tidak semua pasien berasal dari Kota Surabaya alias masih ada beberapa orang dari luar kota. "Masih campur. Tapi pasti angkanya semakin meningkat," ungkapnya.
Selama ini, ujar Billy pasien kanker di RSUD Dr Soewandhie menjalankan layanan pengobatan kemoterapi. Oleh karena itu, ia berharap adanya layanan ini dapat mengurai antrean di RSUD Dr Soetomo dan RSPAL Dr Ramelan.
"Betul (mengurai antrean) kebutuhan pasien. Kalau tidak kesini ke Malang. Saat ini antrean bisa 1 tahun di RSPAL Dr Ramelan belum dapat terapi meninggal, di Dr Soetomo antrian 3 sampai 6 bulan," ujar dr Billy.
Ia menjelaskan, hingga saat ini penyebab kanker masih belum diketahui. Karena multifaktor dan multigenetik. Seperti perubahan pola hidup, makanan dan juga faktor lainnya.
"Kesembuhan kanker tidak seperti tipes dikasih obat sembuh total. Kanker agar rileks, tenang, tidak kambuh. Itu targetnya. Untuk itu, alat ini (radioterapi) membunuh sel target ganas pakai alat seperti ini. Jika mati (sel) tidak tumbuh lagi," terangnya.
Tambahnya, alat radioterapi di RSUD Dr Soetomo saat ini masih belum terafiliasi dengan BPJS Kesehatan, sehingga masih digunakan oleh pasien umum. Proses kerjasama dengan BPJS kesehatan masih berlangsung hingga saat ini.
"Sementara, kita belum bekerja sama dengan BPJS. Proses sudah berjalan. Kemungkinan besar Desember mulai (BPJS). Pasien yang sudah dirawat sementara umum, umum sangat mahal pasien masih sedikit, masih 4 orang," pungkasnya.