RS PHC Surabaya Ukir Sejarah, Operasi Aneurisma Aorta Pertamakali
RS PHC Surabaya yang juga tergabung dalam jaringan Rumah Sakit BUMN
Pertamedika IHC, menorehkan sejarah baru dengan berhasil melakukan tindakan intervensi medis metode TEVAR (Thoracic Endovascular Aortic Repair) pada penanganan pasien dengan kondisi pembesaran pembuluh darah jantung (aneurisma aorta), pada 12 Oktober 2021. Dalam operasi ini, dokter memasang ring di pembuluh darah tersebut, dalam waktu singkat dan minim sayatan.
Aneurisma Aorta sendiri merupakan salah satu jenis kelainan pada pembuluh darah utama dan terbesar di tubuh manusia dan membahayakan. Akibat kelainan itu, pembuluh darah utama yang berfungsi mengalirkan darah yang kaya akan oksigen dari jantung ke seluruh tubuh dapat pecah sewaktu - waktu dan mengancam nyawa karena perdarahan yang terjadi.
Operasi yang cukup langka ini mengunakan metode TEVAR, dilakukan pertama kali di RS PHC Surabaya atau merupakan yang ketiga di Rumah Sakit Area Indonesia Timur kepada pasien Imam Makhfud, 66 tahun, yang mengalami keluhan sakit perut berulang, nyeri dan kebas pada kaki, susah bernapas, sulit menelan serta dada mendadak terasa nyeri.
Intervensi medis ini dilakukan oleh Dokter Spesialis Bedah Thorax dan Kardiovaskular Konsultan RS PHC Surabaya, dokter Yosis Yohanes M, beserta Senior Konsultan Endovaskular RS PHC Surabaya, Prof Med Paul L Tahalele.
Senior Konsultan Endovaskular RS PHC Surabaya, Prof. DR. dr. Med Paul L Tahalele mengatakan, penyakit ini disebut langka karena prevelensi kejadian penyakit yang hanya 0,005 persen di Indonesia.
"Kami melakukan operasi kasus langka ini dengan metode TEVAR yang minim invasif atau sayatan, yakni hanya memerlukan 3-4 cm sayatan untuk bisa memasukan ring ke jantung," kata Prof Paul.
Prof Paul mengambarkan, tindakan yang dilakukan dalam kasus ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena bila tersenggol sedikit, pembuluh darah bisa pecah atau tekanan darah akan naik yang mengakibatkan pecah pembuluh darah juga.
"Gambarannya, aneurisma adalah pelebaran pembuluh nadi utama. Pembuluh nadi utama bertugas membawa darah dari jantung sebelah kiri yang didistribusikan ke otak. Nah, normalnya ukuran pembuluh darah tersebut sebesar 2,6 sampai 2,8 Cm, kalau terjadi aneurisma akan mengelembung 1,5 kali dari ukuran normal kalau dibiarkan bisa langsung pecah dan meninggal," jelasnya.
"Dari hasil CT Scan, aneurisma pasien sebesar 11 Cm, besar sekali. Kalau kena senggol sedikit pecah atau tekanan darah naik bisa pecah," imbuhnya.
Ia menuturkan, tindakan operasi yang langka dan sulit ini bisa dilakukan dengan waktu yang cukup singkat, yakni 1,5 jam karena mengunakan metode minimal invasif atau sayatan kecil.
"Operasi dengan metode ini memiliki banyak keunggulan antara lain, tidak traumatis, kalau operasi konvensional sangat trauma karena harus dibuka dadanya, perawatan lebih singkat, keluhan nyeri dada menghilang dan batuk darah sudah tidak terjadi lagi," pungkasnya.
Sementara, dokter Yosis Yohanes M yang juga terlibat dalam tindakan operasi ini mengatakan, tingkat keberhasilan TEVAR mendekati 100 persen, waktu penanganan lebih cepat dari pada tindakan operasi konvensional yaitu antara 1-2 jam, menggunakan sedasi atau bius ringan serta waktu pemulihan yang lebih cepat.