RS Eka Candrarini Minta Tambah Anggaran Rp69 Miliar, DPRD Dorong Digunakan secara Bijak
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama RSUD Eka Candrarini, drg. Bisukma Kurniawati menjelaskan, pihaknya berencana menambah anggaran sebesar Rp69 miliar, untuk mendukung kegiatan operasional rumah sakit di tahun 2025.
Penambahan anggaran diajukan dalam MPAK (Mendahului Perubahan Anggaran Keuangan) APBD Kota Surabaya Tahun 2025. Pada APBD murni tahun 2025, Pemkot Surabaya dan DPRD sepakat menganggarkan dana sebesar Rp55 miliar untuk RSUD Eka Candrarini.
"Bila nanti sesuai dengan rencana maka total anggaran untuk RSUD Eka Chandrarini sekitar kurang lebih Rp124 miliar," ucap Bisukma.
Bisukma menjelaskan, pagu anggaran nantinya akan digunakan untuk melengkapi alat-alat kesehatan serta penunjang lainnya yang belum tersedia di RSUD Eka Candrarini. Seperti, CT Scan, healing instrument bagi dokter-dokter spesialis, serta penambahan tempat tidur bagi pasien.
"Anggaran tersebut akan kita gunakan untuk kelengkapan 33 macam alat kesehatan rumah sakit. Di antaranya adalah untuk pengadaan alat CT Scan dan penambahan bed pasien," papar Bisukma.
Untuk pengadaan CT Scan sendiri, Bisukma menyebut, alatnya akan menghabiskan dana sekitar Rp38 miliar. Walaupun harganya mahal, tetapi CT Scan sangat dibutuhkan untuk diagnostik bagi pasien dengan penyakit tertentu. Sementara, untuk pengadaan alat X Ray, Bisukma menyebut, pihaknya telah menerima hibah.
"Misal di RSUD BDH (Bhakti Darma Husada) yang tidak ada, kami kebingungan. Karena perlu untuk diagnostik dasar kami. Dengan kelengkapan sarana prasarana yang kian bertambah seiring berjalannya waktu, kita akan secara berjenjang mengupgrade dari rumah sakit dari tipe C ke tipe B, kami fokus memenuhi sarana dan prasarana, SDM, dan menjalankan akreditasi dengan baik," ungkapnya.
Sejak tanggal 10 Januari 2025, Bisukma menerangkan, pihaknya juga telah menjalin kerjasama dengan pihak BPJS Kesehatan. Namun, layanan untuk pasien BPJS harus melalui rujukan dahulu melalui Puskesmas ataupun fasilitas kesehatan lainnya yang termasuk dalam tingkat pertama.
“Jadi harus ada rujukan, kecuali kasus gawat darurat. Kasus gawat darurat seperti apa itu ada kriterianya. Semua rumah sakit itukan pelayanannya spesialistik ya,” pungkasnya.
Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya William Wirakusuma menyebut, dengan anggaran sebesar itu, dirinya berharap pihak rumah sakit dapat membeli alat-alat kesehatan yang kualitasnya mumpuni.
"Kita butuh peralatan-peralatan baru yang memang bagus, jadi diharapkan memang kalau ada penambahan, kualitas alatnya harus yang terbaik, paling nggak bisa bersaing dengan rumah sakit swasta yang ada di Kota Surabaya," tuturnya.
Dengan spesialisasi RSUD Eka Candrarini terhadap pelayanan bagi ibu dan anak, politikus PSI ini berharap rumah sakit tersebut dapat dijadikan jujugan utama bagi masyarakat Kota Pahlawan, khususnya yang tinggal di kawasan Surabaya Timur.
"Maka kami mendorong ada kerja sama dengan klinik-klinik terutama faskes tingkat pertama, juga sosialisasi melalui Kader Surabaya Hebat serta melalui media sosial juga harus digencarkan," pungkasnya.
Advertisement