RS Darurat Dilengkapi ICU, Ruang Olahraga dan Kafe
Rumah sakit darurat khusus penanganan covid-19 di area Balitbangkes Humaniora Surabaya, Jalan Indrapura, siap digunakan untuk merawat pasien covid-19 atau orang tanpa gejala (OTG) mulai 23 Mei 2020.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, meninjau RS tersebut untuk mengetahui persiapan akhir, Jumat, 22 Mei 2020.
“Kita ingin yang dirawat RS di rujukan yang kondisinya berat, sedangkan kondisi ringan dan sedang kita siapkan di RS lapangan. Sehingga, dengan daya tampung besar ini kita kita bisa tampung yang lainnya,” kata Khofifah.
Menurutnya, pendirian RS darurat ini sangat mendesak karena angka penyebaran covid-19 di Jawa Timur terus meningkat. Khususnya, di Surabaya yang peningkatan kasus terbanyak terjadi kemarin dengan total penambahan 311 kasus dari 502 kasus se-Jatim.
Ia mencontohkan, saat ini RS Menur yang awalnya disediakan 100 bed observasi justru saat ini ada 104 orang yang tengah dirawat. Kemudian RSU dr Soetomo yang kini merawat 115 pasien setelah melakukan ekstensifikasi beberapa kali.
“Harapan kami adalah masing-masing kabupaten/kota melakukan hal sama karena sesungguhnya kewajiban dan tugas utama ada di kabupaten/kota ketika terjadi bencana alam dan non alam. Yang sekarang ingin kita lakukan seberapa banyak rumah sakit, seberapa banyak bed, seberapa banyak tenaga kesehatan kita siapkan kalau tidak diikuti kedisiplinan kepatuhan secara konsisten gak nutut,” katanya.
Maka, kata Khofifah, kedisiplinan warga dalam menerapkan protokol kesehatan menjadi senjata yang paling ampuh menangkal penyebaran virus corona.
Sementara itu, Koordinator Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Dr Joni Wahyuhadi menyampaikan, rumah sakit ini dapat menampung sampai 500 pasien. Namun, yang baru dapat digunakan sementara 36 yang ada di RS tenda.
Ia menambahkan, RS ini hanya untuk menampung OTG atau pasien covid-19 dengan gejala ringan dan sedang. Hal ini dilakukan untuk mengurangi beban RS rujukan yang saat ini jumlah sudah melebihi kapasitas.
“Covid sesuatu masalah yang kompleks, maka kita pisahkan OTG kemudian gejala ringan dan sedang kita rawat di sini. Kenapa kita rawat? Karena isolasi di rumah tidak memenuhi syarat kalau rumah kecil anggota keluarga banyak ya menyebar,” katanya.
Untuk mengurangi rasa bosan pasien, Joni menyampaikan, disiapkan tenda khusus untuk santai dan berolahraga serta ada tenda untuk kafe. Tak hanya itu, ada pula tempat cuci pakaian bila ingin mencuci.
Meski bernama RS darurat, Joni tetap menambahkan fasilitas kamar ICU untuk menghadapi kondisi gawat. Ada empat kamar dengan dilengkapi ventilator. “Karena covid ini gak bisa diprediksi, kondisi bagus bagus bagus tiba-tiba sesak kita rawat di icu,” ungkapnya.
Karena sudah siap, pria yang juga Direktur RSU dr Soetomo itu memastikan, besok sudah dapat menerima pasien.
Advertisement