Rp41 Miliar Bantuan Indonesia untuk SDM Afghanistan
Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Abdul Kadir Jailani mengatakan, pemerintah Indonesia mengalokasikan anggaran hingga Rp41 miliar, untuk bantuan pembangunan kapasitas rakyat Afghanistan.
Bantuan pembangunan kapasitas itu akan diberikan sepanjang 2022 hingga 2024.
“Dalam rentang waktu 2022-2024 pemerintah juga berkomitmen untuk memberikan bantuan sebesar USD 2,8 juta atau setara Rp41 miliar. Semua dana tersebut ditujukan untuk pembangunan capacity building,” ujar Dirjen Aspasaf dalam keterangan pers Jumat 14 Januari 2022.
Dijelaskan Abdul Kadir, fokus bantuan pembangunan kapasitas itu akan mencakup bagi kaum perempuan serta sektor pendidikan.
“Terutama, untuk wanita, beasiswa, dalam hal ini pemerintah juga sudah melakukan pendekatan dengan lembaga terkait termasuk Universitas Indonesia,” imbuhnya.
Khusus, terkait pengembangan kapasitas perempuan Afghanistan, pemerintah Indonesia berencana menggandeng Qatar untuk menyelenggarakan “Konferensi Perempuan”.
“Komitmen pemerintah Indonesia terkait peningkatan peran wanita. Saat ini pemerintah Indonesia khususnya menteri luar negeri telah melakukan kolaborasi pembicara khusus tentang kemungkinan penyelenggaraan “Women Conference” tentang Afghanistan, kita masih dalam prosesnya,” papar Abdul Kadir.
“Terus terang saja prosesnya agak sedikit memerlukan waktu karena dengan situasi pandemi. Yang pasti, kita ingin sekali mewujudkan adanya “Women Conference” bekerja sama dengan Qatar,” tambahnya.
Dikatakan Abdul Kadir, pemerintah Indonesia terus mendorong agar terwujudnya Afghanistan “baru”.
“Komitmen pemerintah saat ini yang penting adalah kita juga ingin mendorong terwujudnya sebuah proses politik dalam rangka untuk mewujudkan Afghanistan baru. Yaitu, Afghanistan yang lebih inklusif, yang lebih ramah dengan hak asasi manusia terutama hak-hak wanita dan minoritas,” tegasnya.
Juru Bicara Kemlu RI Teuku Faizasyah menegaskan, pengiriman bantuan kemanusiaan oleh Indonesia pekan lalu ke Afghanistan, bukan dalam konteks mengakui pemerintahan yang saat ini dipimpin oleh Taliban.
“Kami ingin menggaris bawahi, hingga sekarang tidak ada satupun negara yang mengakui pemerintahan saat ini di Afghanistan. Namun, di sisi lain hampir semua negara melakukan engagement dengan pihak Taliban. Termasuk, dalam hal ini adalah negara-negara barat seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa. Olehkarena itu, ada keperluan kita semua untuk membedakan dua hal ini. Antara sifatnya memfasilitasi proses bantuan kemanusiaan dan menyangkut aspek pengakuan (pemerintahan),” ungkap Teuku Faizasyah.
Pada Minggu 9 Januari 2022 lalu, Indonesia mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Afghanistan menggunakan dua pesawat.
Untuk penyaluran bantuan, Indonesia mengerahkan tim esensial dan bekerja sama dengan World Food Program dari PBB.
Advertisement