Rp327 Triliun Potensi Zakat, Butuh Strategi Khusus Lazis dan BAZ
Dakwah di pelbagai segmen dan lapisan masyarakat perlu dikembangkan. Hal itu menuntut inovasi dan kreativitas.
Yayasan Sabilillah Malang, di antaranya, mempunyai strategi khusus, dengan membangun dan meningkatkan kesadaran ekonomi dan potensi zakat di Jawa Timur.
Dengan menggandeng Baznas RI, Yayasan Sabilillah menyelenggarakan Pengajian Eksekutif Malang Raya ke-14, Minggu (11 Februari 2024).
Acara ini menarik perhatian dari berbagai kalangan, menandai langkah penting dalam upaya memperkuat fondasi ekonomi umat.
Tampak hadir Pj Wali Kota Malang, Direktur RSSA Malang, ketua Baznas Jatim, serta para ketua Baznas se-Malang Raya. Kalangan pengusaha dan pejabat eksekutif juga hadir.
"Ini adalah pengajian eksekutif ke-14 yang kami adakan, dan kami berharap dapat terus berkontribusi positif terhadap masyarakat," ujar Prof Mas'ud Said, ketua III Yayasan Sabilillah.
Sementara, Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, dalam sambutannya, menyampaikan pentingnya pengajian ini dalam membangkitkan kesadaran masyarakat.
"Peningkatan ekonomi Jawa Timur dan Malang tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi juga seluruh lapisan masyarakat," kata Wahyu Hidayat.
"Kami sangat mengapresiasi pengajian eksekutif yang diselenggarakan oleh Yayasan Sabilillah ini sebagai langkah nyata untuk menyeimbangkan ekonomi di daerah kita," sambungnya.
Nasional Rp 327 Triliun, Jatim Rp 36 Triliun
Fokus utama pengajian kali ini adalah mengenai potensi zakat nasional yang, menurut Dr Moh Mahdum SE MIDEc, Ak, CA, CPA, CPM, Wakil Ketua Baznas RI, bisa mencapai angka fantastis 327 triliun per tahun.
"Ini adalah angka yang fantastis, namun sayangnya, kami baru berhasil mengumpulkan sekitar 10% dari potensi tersebut," ungkap Mahdum.
"Jika kita, sebagai umat Muslim, menunaikan zakat dengan baik, potensi zakat di Jatim sendiri bisa mencapai 36 triliunan," sambungnya.
Dr Moh Mahdum juga menggarisbawahi pentingnya pendekatan profesional dalam mengelola zakat.
"Kita harus sebarkan dakwah zakat dan mengajak jiwa setiap amil untuk bergerak aktif," katanya.
Ditambahkan bahwa literasi zakat merupakan hal penting yang terus disampaikan untuk mencapai target Baznas pada tahun 2024 sebesar Rp 43 triliunan.
Salah satu inisiatif penting yang diumumkan dalam acara tersebut adalah peluncuran Silat (Sistem Informasi Lazis Sabilillah Terpadu) oleh Wakil Ketua Baznas.
Sistem ini diharapkan dapat membuat proses pengelolaan dan distribusi zakat, infak, dan sedekah menjadi lebih mudah, transparan, dan dapat dipercaya oleh masyarakat.
"Dengan Silat, kami berharap bisa meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan dana umat," kata wakil ketua Baznas saat meresmikan sistem tersebut.
Pengajian Eksekutif Malang Raya ini menunjukkan komitmen Yayasan Sabilillah dan Baznas dalam memajukan ekonomi dan kesejahteraan umat di Jawa Timur.
Melalui pengajian eksekutif dan peluncuran sistem informasi zakat terpadu, mereka berharap dapat memaksimalkan potensi zakat untuk mendukung pembangunan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan.
"Mari kita sama-sama membersihkan harta kita dengan berzakat. Ini adalah cara kita untuk membantu sesama yang membutuhkan dan sekaligus membuktikan bahwa zakat memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi umat," tutup Dr Moh Mahdum, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam berzakat.