Roy Suryo: CCTV Fungsinya Luas Tidak Untuk Menakut-nakuti Orang
Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen, Roy Suryo berpandangan, CCTV secara letterlijk adalah singkatan dari Close Circuit Television. Awalnya berarti (siaran) televisi secara tertutup atau terbatas alias tidak bisa diakses atau ditonton secara terbuka oleh pihak luar atau pihak lain di luar yang memang tersambung ke sirkuit atau jaringannya. Istilah ini dibuat untuk membedakannya dengan (siaran) televisi yg sengaja dipancarkan secara terbuka alias broadcast sehingga umum atau khalayak ramai bebas bisa melihatnya, biasanya menggunakan pesawat penerima TV yang menerimanya melalui frekuensi VHF, UHF, S-Band, Satelit yang dulunya analog dan kini sudah digital.
Namun, seiring perkembangan jaman, istilah CCTV ini sekarang lebih lazim diartikan sebagai "Surveilance Camera" atau kamera pengawas yang lazimnya juga memang terbatas utk hanya bisa dilihat oleh pihak yang memasangnya saja dan bertujuan guna pengawasan subyek atau area tertentu. Letak kamera CCTV ada yg bersifat terbuka atau secara jelas terpasang dan diinformasikan keberadaannya atau diumumkan untuk tujuan transparansi informasi, maupun yang tertutup atau sengaja disembunyikan untuk tujuan tertentu demi keamanan sistem CCTV tersebut (misalnya demi kerahasiaan sistem tertentu).
"Lucunya sekarang ini karena secara manusiawi orang akan takut bila ada keberadaan kamera CCTV (untuk misalnya lebih berhati-hati bersikap atau berkendara), justru kini banyak ditemukan "fake-camera CCTV" yang sengaja juga dipasang pihak-pihak tertentu sekedar untuk "menakut-nakuti" pihak lain. Padahal kamera palsu tersebut tidak berfungsi apa-apa, meski kadang ada juga Lampu LED/ Light Emitting Diode berkedip-kedip dan bahkan bisa bergerak (panning ke kanan-kiri) untuk mendramatisir kesan "sungguhan"-nya," terang Roy Suryo di Jakarta, Sabtu 3 Agustus 2024.
Perkembangan teknologi juga sangat mempengaruhi teknologi CCTV ini, mulai dari resolusi dan jenis kemampuan kamera yang dipakai, sistem perekaman yang digunakan hingga teknologi pemantauan atau pendistribusiannya, meski sifatnya masih "terbatas".
Namun secara de facto, saat ini CCTV bahkan sudah bisa diakses secara Remote dari tempat yang sangat jauh sekalipun menggunakan teknologi satelit dan internet. Sifat inilah yg sekarang bisa dikatakan kalau CCTV sudah tidak benar-benar "tertutup" lagi.
"Teknologi yang terdapat pada Perangkat CCTV kini juga sudah sedemikian canggih, mulai Motion Detector utk mendeteksi gerakan, Alerr Internal hingga ke Perangkat remote (misalnya HP), hingga ke aktivasi Alarm bilamana diperlukan. Dari sini sebenarnya istilah "Close circuit" pada CCTV mulai bias, karena sekarang rata-rata DVR CCTV sudah memiliki IP (Internet Protocol) sendiri yg membuatnya "tidak tertutup" lagi utk diakses oleh pihak lain bilamana alamat tsb dipublikasikan, misalnya CCTV milik Dishub atau Jasa Marga yang dapat diakses oleh masyarakat umum," beber Roy Suryo.
Oleh karena itu, sekarang kasus-kasus yang menggunakan CCTV dengan mudah dapat tersebar cepat berbeda dengan di masa lalu ketika mulai ada kasus yang penyidikannya menggunakan CCTV.
Roy Suryo memberi contoh kasus lama yang cukup "legend" dan sempat dianalisis CCTV-nya adalah kematian artis Alda Risma akibat overdosis pada 12 Desember 2006 di Hotel Grand Menteng Jakarta. Peristiwa yang terjadi 18 tahun lalu saja sudah bisa dianalisis secara ilmiah menggunakan SCI (Scientific Crime Investigation).
"Jadi sangat lucu alias aneh kalau kasus Vina-Eky di Cirebon tahun 2016, sepuluh tahun setelah kasus Alda Risma, dikatakan "tidak ada ahli yang memeriksanya," sindir mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) ini.
"Kesimpulannya, kasus-kasus sekarang ini, mulai dari Vina-Eky di Cirebon, kasus kopi (maut) sianida yang mengakibatkan Myrna Salihin meninggal, kasus terbunuhnya Afif di Sumatera Barat, kemudian meninggalnya Dini Sera Afrianti akibat dianiaya oleh Gregorius Ronald Tanur namun terdakwa malah bebas, hingga kasus penganiayaan anak asuh oleh Pemilik Daycare berinisial MI dan sebagainya seharusnya dapat dengan mudah dipecahkan jika CCTV di kasus-kasus tersebut dianalisis dengan benar dan oleh pihak-pihak yang berkompeten. Bukan malah jadi gaduh seperti sekarang karena tidak diterapkan SCI sebagaimana kasus-kasus yang sudah ia analisis sebelumnya," demikian penjelasan Roy Suryo.
Advertisement