Roy Suryo Bicara Soal Video Atta Halilintar
Pemerhati multimedia Roy Suryo punya analisis soal video Atta Halilintar yang dianggap menista agama. Mantan anggota Komisi I DPR yang membidangi komunikasi dan informatika itu merasa perlu mengomentari video yang dianggap kontroversial tersebut, sebelum persoalannya melebar ke mana-mana.
Dalam catatan Roy Suryo, video Atta Halilintar yang kini dipersoalkan itu diunggah ke YouTube sekitar setahun lalu. Video tersebut sudah dihapus dari kanal berbagi video itu.
“Namun belakangan di-upload lagi ke kanal YouTube atas nama Ridwan Swallow dengan editing (pemotongan) dan beberapa caption pada bagian-bagian dalam video tersebut,” ujar Roy Suryo.
Menurut politisi Partai Demokrat ini, video asli Atta Halilintar yang telah dihapus dari YouTube itu berdurasi 5 menit 55 detik. Namun, video editan di kanal YouTube atas nama Ridwan Swallow hanya sekitar 55 detik saja.
“Jadi hanya seperlima dari aslinya dengan diberi judul baru Pelecehan Penistaan Agama Atta Halilintar,” tutur Roy Suryo.
Lebih lanjut ia memerinci, video aslinya Atta Halilintar memiliki resolusi 1280 x 720 piksel dan direkam menggunakan dua sudut pengambilan.
Pertama mulai TCR 00.00 sampai dengan 03.10 sudut pandangnya dari arah depan lurus barisan saf salat, sedangkan yang kedua mulai TCR 03.10 hingga 05.55 dari arah samping kanan.
“Namun pada video yang diunggah kembali oleh Ridwan Swallow tersebut langsung dimulai pada bagian kedua dan hanya berdurasi tidak lebih dari satu menit dengan menghilangkan caption aslinya,” tutur Roy Suryo.
Pria asal Jogjakarta itu menambahkan, sebenarnya video asli dari Atta Halilintar untuk mengedukasi tentang perbuatan yang tidak boleh dilakukan selama salat. Pada akhir tayangan Atta Halilintar dan keluarga, Gen Hailintar tampak menyerukan ‘jangan tiru video ini’ sambil meminta dukungan subscriber sebanyak-banyaknya.
“Saya memang tidak memberi penilaian atas adegan-adegan tersebut karena hal itu hal menjadi kompetensi ahli agama. Namun yang perlu ditegaskan di sini adalah adanya editing pada bagian awal, akhir dan masing-masing caption scene adegan-adegan tersebut, maka bisa berbeda pula persepsi yang menontonnya,” kata Roy Suryo.
Oleh karena itu Roy Suryo menegaskan, agar persoalan itu secepatnya klir maka video aslinya harus ditelaah secara menyeluruh. Mantan dosen fotografi perguruan tinggi negeri di Jogjakarta itu juga mengharapkan semua pihak mengambil pelajaran dari persoalan tersebut.
“Semoga siapa pun bisa belajar dari kasus ini, bukan hanya Atta Halilintar dan gen Halilintar, tetapi juga para YouTuber yang ingin tampil agar jangan asal memburu subscriber semata dengan menyinggung hal-hal sensitif,” tuturnya.
Seperti diketahui, si sulung dari gen Halilintar ini dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh seorang ustadz Ruhimat atas dugaan kasus penistaan agama, Rabu 13 November 2019. Ia menyebut konten YouTube Atta Halilintar yang disebar oleh Gunawan Swallow dinilai mempermainkan adegan saat salat.
Advertisement