Rotib Alhaddad Benteng Menghadapi Wabah Corona
Di saat musim kegelisahan pandemi corona seperti saat ini, tiba tiba saya teringat satu ijazah doa yang pernah saya terima ketika ziarah bersama para masyayih ke makam Zanbal kota Tarim, Yaman, tahun 2005. Makam Zanbal sangat tersohor hingga mancanegara sebagai "Bumi Sejuta Wali" sebab di dalam komplek makam keramat yang sangat luas tersebut banyak disemayamkan jasad para wali.
Para Masyayikh dalam perjalan ziarah tersebut antara lain: KH Ahmad Idris Marzuqi Lirboyo, KH Muhaiminan Gunardo Parakan Magelang, KH Muhammad Soebadar Pasuruan, KH Ulinnuha Arwani Kudus, KH Hanif Muslih Mranggen Semarang dengan dipandu Habib Husein Assegaf Gresik.
Menurut keterangan Alm. Habib Husein Assegaf Gresik, yang terkenal ahli ziarah wali Hadramaut, di Zanbal ini disemayamkan puluhan ribu pusara aulia yang kebanyakan di antaranya adalah keturunan Rasulullah dari Bani ‘Alawiyyin. Al-habib Abdurrahman As-Segaff atau yang lebih dikenal dengan Imam Faqih Muqaddam Tsani (wafat tahun 819 H) pernah berkata: "Di Zanbal itu bersemayam para tokoh aulia yang jumlahnya lebih dari 10.000 orang. Dan di situ pula terbaring 80 wali dari kalangan sayyid yang telah mencapai derajat Qutub."
Sungguh beruntung di tengah kami berdoa tawassul di sana, tepatnya di depan Makam Imam ‘Abdullah bin ‘Alwi Al-Haddad, penyusun Rotib Alhaddad yang sangat termasyhur itu, datanglah Habib Muhammmad Al-Haddad. Beliau adalah salah satu cucu keturunan muallif Rotib Al-Haddad sehingga Habib Husein spontan memintakan rombongan kita agar diberi ijazah doa rotib Al-Haddad oleh beliau. Kita pun lalu duduk bersama membaca rotib Al-Haddad disertai ijazahnya.
Doa Ratib Al-Haddad yang kini menjadi amalan para ulama sholihin di seluruh dunia itu diambil dari nama penyusunnya yakni Imam Abdullah bin Alawi Al-Haddad. Beliau seorang ulama yang terkenal sangat luar biasa dalam bidang keilmuan, peribadatan dan kesholihannya serta tidak diragukan lagi akan kewaliannya.
Beliau juga mengarang beberapa kitab dan qosidah yang sangat berharga dan sampai sekarang tetap dijadikan pedoman umat islam di seluruh dunia terutama dibidang taswuf dan ilmu ma’rifat. Di antara karya beliau yang terkenal di dunia pesantren adalah kitab risalatul Mu’awanah dan Nashoihuddiniyyah serta masih banyak lagi lainnya.
Konon riwayat Ratib Al-Haddad itu disusun berdasarkan inspirasi yang beliau dapatkan pada malam Lailatul Qadar 27 Ramadhan tahun 1071 Hijriyah sebagaimana yang diriwayatkan dalam kitab Dakhirotul Ma’ad bisyarhi Rotibil Haddad Karya Syekh Abdulloh bin Ahmad Basaudan.
Dikisahkan bahwa ratib karangan beliau itu disusun atas permintaan salah seorang murid beliau ‘Amir dari keluarga Bani Sa’d yang tinggal di sebuah kampung di Shibam, Hadhramaut. Tujuan ‘Amir membuat permintaan tersebut untuk mengadakan suatu wirid dan zikir untuk amalan penduduk kampungnya agar mereka dapat bertahan dan menyelamatkan diri dari ajaran sesat yang sedang melanda Hadhramaut ketika itu.
Pertama-tama, Ratib ini hanya dibaca di kampung Amir sendiri yaitu Kota Syibam setelah mendapat izin dan ijazah dari al Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad sendiri. Selepas itu, Ratib ini pun dibaca di Masjid Al-Hawi milik beliau yang berada di kota Tarim. Biasanya Ratib ini dibaca secara berjamaah setelah shalat ‘isya’.
Pada bulan Ramadan, ratib ini biasa dibaca sebelum shalat Isya untuk mengisi kesempitan waktu menunaikan shalat Tarawih. Ini adalah waktu yang telah ditentukan oleh al Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad untuk daerah-daerah yang mengamalkan Ratib ini. Biidznillah, daerah-daerah yang mengamalkan ratib ini selamat dan tidak terpengaruh dari kesesatan tersebut.
Setelah Al Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad berangkat menunaikan ibadah haji, Ratib Al-Haddad mulai dibaca di Mekkah dan Madinah kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia beranjak dari madinah, lalu India, hingga sampai ke Asia dan khususnya Indonesia.
Ratib Al-Haddad berisi potongan surat-surat Alqur'an dan doa-doa yang diajarkan Rasulullah Saw di dalam Hadist Shahihnya diantaranya Surat Al-Fatihah, Ayat Kursi, Akhir surat Al-Baqarah , surat Al-Ikhlash, Al-Muawwidzatain (Al-Falaq & An-Naas) dan beberapa dzikir dan shalawat yang mempunyai berbagai macam faedah terkenal dari riwayat berbagai hadist dan aqwal ulama.
Rotib Al-Haddad ini sudah sejak lama diyakini ulama memiliki faedah dan khasiat yang sangat banyak, bahkan pengarangnya mewasiatkan untuk selalu dibaca. Di antara khasiat Rotib ini di antaranya sebagaimana yang dikatakan oleh Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad penyusunnya adalah:
*Pertama*
راتبنا كالسور الحديدى على كافة البلد الذى يقراء فيها
"Rotib ini seperti pagar besi bagi seluruh"
negeri yang dibaca di dalamnya."
*Kedua*
راتبنا هذا يحرس البلدة التي يقراء فيها
“Rotib ini menjaga negeri yang dia dibaca di dalamnya”,
*Ketiga*
من وا ظب عليه رزق حسن الخا تمة
"Barang siapa senantiasa istiqomah membaca rotib ini maka akan dianugrahi mati dalam husnul khotimah”
Al Habib Ahmad bin Zain Al Habsyi berkata, “Barang siapa yang membaca Ratib Al-Haddad dengan penuh keyakinan dan iman, ia akan mendapat sesuatu yang di luar dugaannya”.
Di antara faedah membaca Ratib Al-Haddad ini sebagaimana dikutip dari "Khulasoh Al-Madad An-nabawi Al Habib Umar bin Hafidz", jika dibaca sebelum maghrib atau sesudah maghrib akan mampu mengamankan diri, keluarga dan harta-benda orang yang membacanya dari segala macam jenis sihir, teluh, dan gangguan setan bahkan akan berbalik mengenai orang yang mengirimnya dengan izin Allah.
Diriwayatkan pula dari sebagian ‘ulama salaf bahwa di antara khasiat Ratib Al-Haddad ialah memanjangkan umur, menjadi sebab husnul khotimah bagi mereka yang mendawamkannya dan memperoleh rezeki yang melimpah dan halal. Ratib Al-Haddad juga merupakan penjagaan dari segala bencana, baik di daratan maupun di lautan serta di udara.
Karenanya sangat dianjurkan membacanya di tempat sepi khususnya di malam hari dengan khusu’ menghadap kiblat serta dalam keadaan wudhu. Insya allah akan dikabulkan apa yang diinginkan pembacanya.
Akhirnya, saya mengajak kepada segenap kawan dan handai taulan para pembaca yang budiman untuk mulai bersama membaca rotib Al-Haddad di tengah suasana kegalauan ancaman virus korona yang menjadi pandemi di seluruh dunia saat ini. Semoga Allah SWT menyelamatkan kita dan seluruh keluarga serta bangsa Indonesia dari keganasan virus corona, dan kiranya Allah SWT segera mengangkat virus ini dari muka bumi serta diberikan ketentraman dan keamanan bagi kita semua, amien.
Catatan: teks rotib Al-Haddad bisa didapatkan dalam beberapa cetakan dan bisa dicari di internet.*
*)Dr. KH Ahmad Fahrur Rozi, Pengasuh Pesantren Annur 1 Bululawang Malang, Wakil Ketua PWNU Jatim