Romo Didik Pimpin Misa Perdana Sebagai Uskup Surabaya, Singgung Sifat Kasih yang Merosot
Usai ditahbiskan oleh Duta Takhta Suci Vatikan atau Nuntius Mgr. (Monsinyur) Piero Pioppo pada Rabu 22 Januari 2025 kemarin, Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo memimpin misa perdananya sebagai Uskup Keuskupan Surabaya, dalam 'Misa Pontifikal', Kamis 23 Januari 2025 pagi ini.
Berdasarkan pantauan Ngopibareng.id, sekitar 2.500 umat dan belasan Imam Katolik dari berbagai paroki di Keuskupan Surabaya datang dan mengikuti jalannya misa dengan khidmat di Gereja Katedral Surabaya, Jalan Polisi Istimewa, Tegalsari.
Dalam homili perdananya sebagai Uskup Keuskupan Surabaya, Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo menyampaikan, saat ini sifat cinta dan kasih telah merosot dalam seluruh sendi kehidupan umat manusia, termasuk di kalangan imam Katolik sendiri.
"Seluruh permasalahan yang melanda seluruh negara bersumber pada satu sebab, yakni krisis cinta. Paus Benediktus (Paus Katolik Romo sebelum Paus Fransiskus) pernah mengungkapkan bahwa banyak para imam, suster, bruder, tarekat pun telah kehilangan jiwanya, spiritnya, hilang aspek kasihnya," ungkap Romo Didik, saat ritus 'Homili' atau khotbah, Kamis 23 Januari 2025.
Selanjutnya, dirinya juga menyinggung bahwa tiap-tiap orang yang percaya kepada-Nya adalah dipanggil dan disebut sebagai sahabat Tuhan. Mereka pun telah dipanggil untuk melayani Tuhan dalam keluarga-Nya.
"Tentu ini tidak mudah, kita jauh lebih mudah menuruti ego masing-masing dan menganggap yang lain sebagai lebih rendah, asing, ancaman, sebagai kafir dalam hidup kita. Kita pun seringkali takut menjadi sahabat, seorang sahabat yang mau sejajar, mau senasib, mau untuk menjadi sama dengan lain," lanjutnya.
Oleh sebab itu, Romo Didik pun menegaskan, pengalaman kasih dapat dimulai dari hal yang paling kecil, yakni tersenyum kepada orang lain. Ia pun menyebut senyum sebagai pintu gerbang, pintu masuk perjumpaan dengan sesama manusia.
"Kasih Allah tidak hadir bila kita tidak tersenyum kepada Allah. Ketika berjumpa kepada orang meskipun kita tidak suka dengan dia, mulailah dengan tersenyum. Otomatis nafas teratur, emosi dan ego kita teduh dan kita dapat memulai sebuah perjalanan kasih," tegasnya.
Mengakhiri homili-nya, Romo Didik pun mengajak umat serta imam Katolik untuk bisa menyatakan kasih dalam kehidupan mereka. Menurutnya, kasih tersebut akan tampak nyata bila diakhiri dengan pengampunan.
"Tidak mungkin kasih hadir bila tidak ada pengampunan. Allah itu adalah kasih, biarlah nama Tuhan maha kasih dimuliakan dalam perjumpaan kita, mulai dalam keluarga dan hidup bermasyarakat kita," tutupnya.
Setelah homili berakhir, Romo Didik lalu melantik dan mengukuhkan sejumlah imam yang akan membantu tugasnya dalam menjadi uskup di Keuskupan Surabaya. Mereka yang membantu tugas keuskupan tersebut disebut sebagai 'Imam Kuria dan 'Vikaris Episcopalis'.
Juru Bicara Pentahbisan Keuskupan Surabaya RD Agustinus Ferdian Dwi Prastiyo menjelaskan, setelah 'Misa Episkopal' berakhir, Keuskupan Surabaya akan melaksanakan 'Open House' di Widya Mandala Hall, Pakuwon City malam nanti.
Romo Ferdian menyebut, dalam acara tersebut Keuskupan Surabaya telah mengundang sejumlah pejabat di tingkatan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kota Surabaya, tokoh lintas agama, dan tokoh masyarakat.
"Menjadi lebih istimewa artinya besok pejabat, yang memang selama ini dekat dan bekerjasama dengan gereja, juga para aktivis di masyarakat begitu karena beliau juga mengawali pelayanannya lewat cara itu," pungkasnya.
Advertisement