Romantisme Dinner di Sungai Mahakam, Ditemani Sepoi Angin dan Lembutnya Ayunan Gelombang
Sungai memiliki arti penting bagi masyarakat Kalimantan, termasuk bagi warga Samarinda.
Kota di Kalimantan Timur ini memiliki sungai yang sangat dibanggakan. Namanya Mahakam. Kini sungai Mahakam bisa dinikmati dengan berbagai cara.
Salah satunya dengan Kapal Wisata. Kita bisa melewati makan malam, alias dinner, dari kapal wisata ini. Sensasinya dijamin luar biasa.
Jumlah kapal wisata di Sungai Mahakam belumlah banyak. Baru sekitar 4 unit. Diantaranya Pesut Kita, Pesut Etam, dan Pesut Mahakam. Tapi, kapal-kapal ini sudah menjadi daya tarik baru di tempat itu.
Kapal-kapal wisata ini akan melayani wisatawan umum secara reguler setiap Sabtu dan Minggu. Tarifnya beragam. Berkisar Rp 25.000 hingga Rp 50.000. Secara reguler, kapal wisata ini akan mengitari Sungai Mahakam.
Rute yang dilalui menawarkan pemandangan yang indah. Mulai dari cantiknya Islamic Center yang berbalut lampu di malam hari.
Ada juga Big Mall, dan lainnya. Kapal-kapal wisata ini juga memiliki guide. Merekalah yang akan memandu perjalanan.
Jadi tidak perlu khawatir untuk menaiki kapal yang terbuat dari kayu tersebut.
Jika mau sensasi yang lebih, kapal-kapal wisata itu bisa dicarter. Rutenya kita yang atur. Bisa ke Tenggarong, atau mengunjungi destinasi wisata.
Salah satunya kampung pelangi. Tapi, harganya tentu lebih mahal. Sekitar Rp5 juta sekali carter. Tapi, bisa mendapatkan lebih jika membayar Rp10 juta.
Nilai lebihnya adalah entertainment dan juga makanan. Jangan lewatkan romantisme dinner di Sungai Mahakam. Sambil ditemani angin yang sepoi-sepoi tentunya.
Menurut Asisten Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Regional II Kementerian Pariwisata, Reza Pahlevi, kehadiran kapal wisata di Sungai Mahakam adalah hasil saling mengisi antara pemerintah dengan swasta.
“Jadi dermaga itu yang punya pemerintah. Tapi, kapal-kapal itu dimiliki swasta,” jelasnya.
Menurut Reza, kehadiran kapal wisata di Sungai Mahakam sudah sangat baik. Namun, atraksi di Sungai Mahakam harus diperkuat.
“Atraksi yang memang harus dipikirkan bersama oleh para stakeholder pariwisata yang ada di Samarinda. Agar bisa disinergikan dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Jadi, jangan sampai orang yang datang ke Sungai Mahakam terus bingung mau ngapain. Persiapkan atraksi-atraksi yang bisa mengikat. Keberadaan kapal wisata ini sudah bagus. Hanya perlu penguatan saja,” tutur Reza.
Tidak menutup kemungkinan unsur budaya dimasukkan dalam kapal-kapal wisata di Mahakam. Harus ada pembeda.
Banyak sekali contoh di negara tetangga yang sukses dalam hal seperti ini. Harus dipelajari. Nanti implementasikan hasil pembelajaran tersebut ke daerah. Kalau bagus dan sesuai, harus langsung dikerjakan.
Kata Reza, harus ada atraksi tambahan yang membuat Samarinda berbeda dengan destinasi lain di Kalimantan, bahkan Indonesia.
Pemerintah daerah harus mengidentifikasi keunggulan pariwisata yang dimilikinya. Kalau memang kekuatan itu disektor bahari, harus dipertegas. Kalau karena kuliner, gali kuliner andalan dan bisa gabung dengan atraksi budaya dan lainnya.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana, mengatakan Samarinda termasuk daerah yang sangat berpotensi mengangkat sektor wisata.
Samarinda termasuk kaya untuk urusan wisata. Modalnya pun ada seperti Sungai Mahakam.
Naturenya sangat bagus. Begitu juga budayanya. Memang butuh waktu untuk menjadikan pariwisata leading sector. Tapi hal itu bukan tidak mungkin. Terlebih jika seluruh stakeholder pariwisata disana mendukung.
Kepala Bidang Pemasaran Area III pada Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Sapto Haryono menambahkan, Samarinda juga harus menyiapkan tagline untuk pariwisatanya.
“Harus ada tagline untuk pariwisatanya. Karena tagline itulah yang akan diingat. Yang akan turut memperkenalkan daerah ini sebagai daerah wisata. Kalau sudah ada, tagline itu bisa berdampak juga buat ekonomi. Karena bisa dicetak dikaos dan sebagainya sebagai souvenir. Kementerian Pariwisata juga melakukannya pada branding Wonderful Indonesia,” terang Sapto.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Kota Samarinda, M Faisal, mengatakan perlahan atraksi telah dihadirkan di Mahakam. Fungsinya untuk mengikat wisatawan.
“Pelan-pelan kita sudah menghadirkan atraksi disini. Salah satunya lewat kapal wisata. Tetapi ada juga atraksi lain. Seperti Mahakam Lampion Garden. Kita juga akan menggenjot destinasi lain seperti Desa Budaya Pampang, Kampung Tenun Samarinda dan lainnya,” papar Faisal.
Menteri Pariwisata Arief Yahya, juga berharap sektor pariwisata di Samarinda bisa terus menggeliat.
“Disejumlah daerah, pariwisata sudah menjadi leading sector. Samarinda juga bisa. Apalagi mereka punya nature dan culture yang bagus. Amenitas dan aksesibilitas mereka juga memadai. Tinggal bagaimana menghadirkan atraksi yang mampu menarik minat wisatawan untuk selalu datang,” tuturnya.(*)