Rocky Gerung Viral sebut Bajingan Tolol dan Bajingan Pengecut
Rocky Gerung kembali disorot. Video cuplikan pidatonya menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) bajingan tolol viral di media sosial. Alhasil, kata kunci #Rocky Gerung, #Bajingan Tolol, dan #Bajingan Pengecut trending Twitter Indonesia, Senin 31 Juli 2023.
Kalimat bajingan tolol dan bajingan pengecut itu disampaikan Rocky Gerung saat menghadiri kegiatan Aliansi Aksi Sejuta Buruh Siap Lawan Omnibus Law. Dikutip dari Twitter, Rocky Gerung dalam video tersebut menginginkan, organisasi buruh ini akan memacetkan jalanan pada 10 Agustus 2023.
Mulanya, Rocky Gerung mengatakan Presiden Jokowi yang akan jadi rakyat biasa ketika lengser dari jabatannya. Rocky Gerung bilang, ketika itu terjadi maka tidak ada yang peduli dengannya. Tapi orang nomor satu di Indonesia itu disebutnya berambisi mempertahankan legasinya.
"Begitu Jokowi kehilangan kekuasaannya, dia jadi rakyat biasa. Nggak ada yang peduli nanti. Tetapi ambisi Jokowi adalah mempertahankan legasinya tuh,” ujar Rocky Gerung.
Ia juga menyentil mantan Gubernur DKI Jakarta itu sibuk menawarkan Ibu Kota Negara (IKN) baru, Nusantara hingga ke China.
“Dia masih pergi ke China. Dia nawarin IKN. Dia masih mondar-mandir dari koalisi ke koalisi lain. Untuk mencari kejelasan nasibnya tuh. Dia memikirkan nasibnya sendiri. Dia nggak pikirin nasib kita,” ucapnya.
“Itu bajingan yang tolol. Kalau dia bajingan yang pinter. Dia mau terima berdebat dengan Jumhur Hidayat. Tapi bajingan yang tolol itu sekaligus bajingan yang pengecut. Ajaib, bajingan tapi pengecut. Jadi teman-teman kita harus lantangkan ini,” sambungnya.
Rocky Gerung juga mengatakan Presiden Jokowi berpindah dari koalisi satu ke koalisi lain. Hanya memikirkan nasib sendiri tanpa memikirkan nasib rakyat. “Itu bajingan yang tolol,” tegasnya.
Rocky Gerung memberikan semangat kepada Aliansi Aksi Sejuta Buruh Siap Lawan Omnibus Law.
“Saya percaya bahwa 10 Agustus nanti akan ada kemacetan di jalan tol. Bukan saya percaya, saya inginkan. Lebih baik macet di jalan tol daripada di jalan pikiran. Kita perlukan itu. Sejarah menunggu kita. Dan siapa yang dipanggil sejarah, dia mesti mewakafkan waktu dan tenaganya. Untuk memungkinkan sejarah itu menempuh jalurnya sendiri,” jelasnya.
Dosen Universitas Sam Ratulangi ini menegaskan, tidak ada perubahan tanpa gerakan.
“Saya bisa kasi kritik macam-macam. Tapi kekuasaan hanya bisa berubah kalau ditandingi oleh massa.Kekuasaan selalu takut kepada massa. Sejarahnya begitu. Sunnatullahnya begitu,” pungkasnya.
Advertisement