Rizal Ramli Meragukan Keberanian Jokowi Menaikkan Harga BBM
Pengamat ekonomi, Rizal Ramli meragukan Presiden Jokowi mempunyai keberanian menaikkan harga BBM bersubsidi dalam waktu dekat. Menurut pengamatan Rizal Ramli, wacana kenaikan harga BBM merupakan isu sensitif. Wacana ini dilemparkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Panjaitan.
"Yang terjadi selama ini kan seperti itu. Menteri yang diperintah untuk melemparkan wacana, kemudian presiden yang menganulir. Menteri yang dicaci rakyat, presiden yang mendapat pujian, karena dianggap membela rakyat, padahal itu sebuah skenario rezim Jokowi sendiri," kata Rizal Ramli ketika berbincang dengan Ngopibareng.id, Jumat 26 Agustus 2022.
Rizal Ramli yang pernah menjabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Kabinet Jokowi-JK mengurai contoh seperti rencana kenaikan biaya masuk ke Borobudur dan Taman Wisata Komodo. Wacana ini keluar pertama kali dari Luhut Panjaitan.
"Tapi setelah diprotes banyak pihak, akhirnya presiden yang menangguhkannya. Dan masih ada beberapa contoh yang lain," katanya.
"Soal rencana kenaikan harga BBM antara Menko Ekonomi, Menko Kemaritiman dan Menteri Keuangan belum satu suara. Kalau ada perlawanan dari rakyat, dan menimbulkan kegaduhan pasti Pak Jokowi yang meredam, dengan cara rencana kenaikan harga BBB itu ditangguhkan dulu, supaya citranya tidak merosot," sambung Rizal Ramli.
Seperti diketahui, hingga saat ini, APBN 2022 menanggung anggaran subsidi energi sebesar Rp 502,4 triliun akibat kenaikan harga minyak dunia. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, BBM bersubsidi nasibnya seperti buah simalakama. Kalau BBM bersubsidi Pertalite, dinaikkan rakyat yang menjerit. Sebaliknya, harga tidak dinaikkan, pemerintah yang pontang-panting sebab subsidi BBM sudah menembus Rp 502,4 triliun.
Harga BBM Pertalite Rp 7.650 per liter, sementara Pertamax Rp 12.500 per liter. Jika tidak disubsidi, harga Pertalite Rp 13.150 per liter. Sementara Pertamax atau RON 92 bisa mencapai Rp 15.150 per liter.