Rizal Ramli: Kenaikan Harga BBM akan Memberatkan Rakyat
Pengamat Ekonomi Rizal Ramli menegaskan, menaikkan harga BBM untuk mengurangi subsidi yang dianggap membebani pemerintah, memang cara yang gampang. Tapi persoalannya, kenaikan harga BBM tersebut akan memberatkan rakyat.
"Mengakibatkan biaya ekonomi tinggi, sebab akan diikuti dengan naiknya harga kebutuhan sehari-hari, membuat rakyat yang berpenghasilan kecil akan menjerit," kata mantan Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan era Presiden ke-4 RI, Abdurahman Wahid (Gus Dur) itu, saat dihubungi Ngopibareng.id, pada Minggu 21 Agustus 2022.
Rizal Ramli mengkritik Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Ia tak setuju jika harga BBM dalam negeri dibandingkan dengan luar negeri. Luhut Pandjaitan menyebut, harga bensin di Singapura mencapai Rp 27.000 per liter. Lalu di Jerman, harga BBM mencapai Rp 31.000 per liter. Sedangkan di Indonesia, Pertalite Rp 7.650 per liter dan Pertamax Rp 12.500 per liter.
"Itu yang saya bilang menaikkan harga BBM cara yang paling gampang, orang yang nggak sekolah pun bisa kalau cuma menaikkan harga," kata Rizal Ramli.
Pengamat ekonomi ini pernah menjadi Menko Kemaritiman Kabinet Jokowi-Jusuf Kalla. Ia menggantikan Indroyono Soesilo pada 12 Agustus 2015. Tak berselang lama, ia dicopot dari jabatannya.
Dua Menko Beda Pendapat
Luhut Pandjaitan menyampaikan, APBN tak mampu lagi menahan beban subsidi yang besarnya mencapai Rp502 triliun.
"Menaikkan harga Pertalite yang kita subsidi cukup banyak dan juga itu solar, modeling ekonominya (hitung-hitungan) sudah dibuat. Mungkin minggu depan Pak Presiden akan umumkan mengenai apa dan bagaimana mengenai kenaikan harga ini," papar Luhut dalam Kuliah Umum di Universitas Hasanuddin yang disiarkan virtual, Jumat 19 Agustus lalu.
"Presiden sudah indikasikan sudah tak mungkin kita pertahankan terus demikian," sambung Luhut Pandjaitan.
Bahkan, kata Luhut Pandjaitan, saat ini harga BBM di Indonesia tergolong murah dibandingkan negara lain karena ada subsidi. Sementara APBN tidak mampu lagi menahan subsidi tersebut.
"Kita ini harga BBM paling murah se-kawasan ini, kita jauh lebih murah dari yang lain. Itu (subsidi BBM) terlalu besar kepada APBN kita. Bagaimanapun tidak bisa dipertahankan terus demikian untuk mengurangi pressure kita karena harga crude oil naik, meskipun sekarang turun. Kita harus siap-siap," jelas dia.
Sementara itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, pemerintah belum akan menaikkan harga BBM dalam waktu dekat. Dia menyebut pemerintah masih mengkaji rencana tersebut.
"Masih disampaikan beberapa skenario. Tidak pada kuartal III (2022)," tandasnya.
Soal wacana kenaikan BBM, Wapres Ma'ruf Amin mengatakan rencana kenaikan harga BBM sudah menjadi pembicaraan masyarakat, namun masih dalam tahap pengkajian, dan akan dilakukan secara hati-hati supaya tidak menimbulkan gejolak di masyarakat.
"Ini yang masih terus dipikirkan. Jadi masih dalam penggodokan. Masih dalam pembahasan, apakah akan dinaikkan apa tidak. Tapi bagaimana ini berjalan dengan baik," ujarnya.