Ritual Selamatan, Awali Eskavasi Candi Gedog Blitar yang Keempat
Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim melakukan ekskavasi tahap dua yang keempat di situs Candi Gedog, Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Kamis, 20 Mei 2021.
Kegiatan eskavasi ini diawali dengan ritual selamatan oleh puluhan warga sekitar area Candi Gedog. Warga menggelar selamatan sebagai tanda dimulainya ekskavasi tahap empat Candi Gedog pagi ini.
Dalam selamatan itu, warga menggelar berbagai makanan seperti tumpeng, jenang sengkolo, sambel goreng, nasih gurih, dan ingkung.
Beberapa pejabat tampak hadir dalam acara selamatan tersebut. Diantaranya Camat Sanan Wetan Heru Eko Pramono dan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Blitar Tri Iman Prasetyono.
Warga berharap, dengan selamatan pelaksanaan ekskavasi tahap empat Candi Gedog oleh BPCB Jatim berjalan lancar. "Warga secara swadaya menggelar selamatan sebagai tanda diawali ekskavasi tahap dua Candi Gedog," kata Camat Sananwetan, Heru Eko Pramono.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Blitar, Tri Iman Prasetyono mengatakan ekskavasi tahap empat Candi Gedog akan dilaksanakan selama tujuh hari. Menurutnya, BPCB Jatim fokus mencari bangunan induk dalam ekskavasi tahap empat Candi Gedog.
"Fokusnya melanjutkan hasil penggalian pada ekskavasi sebelumnya. Penggalian diteruskan ke arah barat dari galian sebelumnya," katanya saat dikonfirmasi Ngopibareng.id, Kamis, 20 Mei 2021.
Sementara itu, Ketua Tim Eskavasi yang juga arkeolog BPCB Jatim, Nonuk Kristiana kepada Ngopibareng.id mengatakan, eskavasi ini untuk menemukan bentuk bangunan Candi Gedog.
"Situs yang sudah terlihat itu belum ditemukan bentuknya. Harapan kita, pada eskavasi ini bisa tampak formasi struktur Candi Gedog," katanya.
Nonuk menambahkan, eskavasi ini rencananya akan diarahkan ke barat tenggara sejauh 27.5 meter untuk menampakkan formasi struktur dan bentuk bangunan candi. Karena diduga, penampakan struktur bangunan yang ada selama ini bentuk struktur bangunan induk atau bangunan tengah.
Seperti diketahui, pada ekskavasi tahap ketiga, tim BPCB fokus mencari bangunan induk di dalam pagar keliling candi. Sedang bangunan pagar keliling sudah ditemukan pada ekskavasi tahap pertama pada 2019.
Dari hasil ekskavasi tahap tiga, BPCB tetap mengasumsikan awal ada perpaduan dua bangunan, yaitu, petirtaan dan candi di situs Candi Gedog. Selain itu, BPCB juga menemukan jejak Kerajaan Singhasari di situs Candi Gedog.
Jejak Kerajaan Singhasari itu berdasarkan temuan pecahan arca berupa stela atau sandaran arca di situs Candi Gedog. Di bagian stela terdapat ukiran sirascakra atau lambang kedewaan di atas kepala.
Pada stela juga terdapat atribut yang biasa dipegang tokoh arca. Atribut tersebut, yaitu, bagian atas agni atau api dan di bagian bawahnya ada lingkaran atau biasa disebut braja.
Selain itu, juga terdapat ukiran lidah api di stela. Ukiran lidah api pada stela menjadi ciri khas seni arca Kerajaan Singhasari.
Dua atribut pada stela, yaitu sirah cakra dan braja agni yang dijadikan satu itu biasa disebut tokoh dewa Hari Hara atau perpaduan dari lambang Siwa dan Wisnu.
Pada ekskavasi tahap pertama tahun lalu (2019), BPCB juga menemukan jejak Kerajaan Majapahit di situs Candi Gedog. Jejak Kerajaan Majapahit berdasarkan temuan batu berelief Sri Tanjung di lokasi. Batu berelief Sri Tanjung dekat dengan karya seni era Kerajaan Majapahit.
Candi Gedog menurut arkeolog BPCB Jatim pernah disebutkan oleh Sir Thomas Stamford Rafles yang diskripsikan dalam buku History of Java yang terbit tahun 1817.
Advertisement