Ritual Seblang Desa Olehsari, Wujud Syukur Sekaligus Bersih Desa
Masyarakat Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, menggelar Ritual Adat Seblang, Jumat, 6 Mei 2022. Tradisi ini dilakukan dalam bentuk tarian yang dilakukan seorang gadis yang dirasuki roh leluhur. Tarian ini dilakukan di panggung adat yang berbentuk bulat. Ritual ini dilaksanakan selama 7 hari berturut-turut.
Ritual Seblang ini sebenarnya merupakan Selamatan Kampung yang setiap tahun dilaksanakan oleh warga Olehsari. Selama pandemi Covid-19, ritual ini tidak dilaksanakan karena aturan pembatasan kegiatan masyarakat yang ditetapkan pemerintah.
“Ini masyarakat senang, memang sudah menunggu karena dua tahun tidak dilaksanakan akibat ada pandemi,” jelas Ketua Paguyuban Adat Seblang Desa Olehsari, Ansori, 58 tahun.
Penari Seblang ini, menari dengan mata terpejam. Sebab sejatinya hanya raganya yang menari. Sedangkan yang menari adalah roh leluhur yang merasuki raga gadis tersebut. Penari ini menggunakan omprog yang terbuat dari pucuk daun pisang kepok dan hiasan berbagai bunga yang berbau wangi.
Dia menari mengelilingi panggung adat yang berbentuk bulat. Tarian yang dibawakan sesuai dengan iringan musik gamelan dan nyanyian yang dibawakan sinden. Selama menari, Dia didampingi seorang perempuan adat. Di bagian depan dan belakang masing-masing terdapat seorang pria yang ikut menari mengelilingi panggung.
Penari Seblang ini, tidak sembarangan dipilih. Menurut Ansori, penari Seblang ditunjuk langsung oleh leluhur warga Desa Olehsari melalui warga yang kesurupan roh leluhur. Menurutnya ada salah satu tokoh adat yang biasa didatangi roh leluhur untuk menunjuk penari Seblang.
“Yang menunjuk penari adalah leluhur melalui warga kesurupan,” jelasnya.
Ritual Tarian Seblang ini akan dilaksanakan selama 7 hari berturut-turut. Setiap harinya ada waktu di mana penari Seblang melemparkan selendang kepada penonton secara acak. Siapa pun yang terkena lemparan selendang ini wajib maju ke panggung untuk menari dengan penari seblang.
Penari Seblang tahun ini adalah Susi Susanti, 21 tahun. Dia menjadi penari Seblang sejak tahun 2018. Seorang penari Seblang, menurut Ansori, biasanya menari selama 3 tahun. Sebelum pandemi, Susi Susanti sudah dua kali sebagai penari seblang. Karena vakum dua tahun akibat pandemi, akhirnya tahun ini Susi kembali ditunjuk leluhur menjadi penari Seblang.
Penari Seblang di Desa Olehsari dilakukan oleh gadis yang belum menikah. Sedangkan saat ini, Susi Susanti sudah menikah. Tepatnya beberapa bulan lalu. Semestinya, lanjut Ansori, Susi Susanti sudah harus diganti. Namun keluarga Susi merasa ketakutan karena baru menari dua kali.
Sehingga akhirnya Susi bisa kembali menjadi Penari Seblang. Tentunya dengan petunjuk dari leluhur yang diterima masyarakat adat. Namun ada syarat yang harus dilakukan Susi. Selama melaksanakan ritual Seblang dia tidak diperbolehkan tidur satu ranjang dengan suaminya.
“Susi bisa melaksanakan Seblang tapi tidak diperbolehkan tidur satu ranjang dengan suaminya selama ritual. Agar tidak batal,” jelasnya.
Kepala Desa Olehsari, Joko Mukhlis menyatakan, intisari dari ritual Adat Seblang ini adalah Selamatan Desa yang dilaksanakan pada bulan Syawal. Jika tidak dilaksanakan, menurut masyarakat adat akan terjadi pagebluk yang menimpa warga Desa Olehsari.
Dia menjelaskan, tidak hanya Penari Seblang yang ditunjuk oleh roh leluhur melalui tokoh adat yang kesurupan. Hari pelaksanaan ritual adat Seblang juga ditentukan oleh roh leluhur melalui cara yang sama. Biasanya salah seorang warga atau tokoh adat akan dirasuki roh leluhur untuk menyampaikan hari H pelaksanaan ritual adat.
“Biasanya hari Jumat atau Senin,” jelasnya.
Ritual ini, lanjutnya, dilaksanakan dengan melakukan selamatan dan dilakukan bersama-sama oleh seluruh warga Desa Olehsari. Tradisi ini, kata Dia, merupakan wujud syukur warga kepada Allah SWT.
“Diwujudkan dengan ritual seperti ini. Ini adalah warisan dari leluhur kepada kami yang dilakukan secara turun temurun,” jelasnya.
Dia bersyukur pelaksanaan ritual kali ini berjalan dengan lancar tanpa halangan apa pun. Proses masuknya roh leluhur pada penari juga bisa dilakukan dengan satu kali pelaksanaan saja. Sehingga tarian Seblang bisa langsung dilaksanakan.
Hal ini menurutnya membuat seluruh warga gembira. Karena sudah dua tahun masa pandemi Covid-19, tarian Seblang tidak bisa dilaksanakan. Selama dua tahun masa pandemi, menurut Joko hanya ritual pokok yang dilakukan.
“Alhamdulillah tanpa ada halangan, satu kali saja Seblangnya jadi. Dua tahun absen karena pandemi. Yang dilakukan hanya ritual inti saja,” ungkapnya.