Risma Ungkap Resep Kesuksesan Program Pengentasan Kemiskinan
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan tiga resep di balik kesuksesan program Pahlawan Ekonomi (PE) dan Pejuang Muda (PM), yang digagas oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk mengentaskan kemiskinan di Kota Surabaya.
Resep pertama, menurut Risma, ia sama sekali tidak pernah memberikan uang tunai kepada peserta dua program tersebut. Baik di sisi modal, maupun uang saat ada pelatihan program PE dan PM. Namun, ia memberikan akses, pelatihan, dan promosi secara gratis.
"Saya itu tidak pernah berikan modal atau uang kepada para peserta PE dan PM. Karena kalau kita kasih uang atau modal, maka uang itu akan digunakan untuk hal lain bukan untuk usaha. Kalau saat pelatihan ada uangnya, maka mereka datang hanya untuk uang bukan ilmu," kata Risma, Selasa 10 Desember 2019 di Balai Kota Surabaya.
Resep kedua, Pemkot Surabaya percaya dengan namanya proses. Saat pertama kali Risma meluncurkan program tersebut, peserta yang daftar dan akhirnya bisa sukses dengan usahanya hanya sedikit.
Namun kini, setelah beberapa tahun berjalan, peserta yang mengikuti program PE dan PM, dan sudah menjalankan usaha miliknya sudah mencapai 11 ribu peserta.
"Proses itu yang penting. Awalnya memang susah, yang niat cuma 2 sampai 3 orang saja, padahal yang daftar ratusan. Akhirnya mutung-mutung dengan sendirinya. Kita butuh namanya proses. Sekarang ada mungkin lebih dari 11 ribu orang. Hal paling susah adalah mengubah mental warga dari pekerja ke pengusaha. Itu yang dibutuhkan, mindset, mental, dan proses. Kita harus berikan semangat, bukan modal duitnya," ujar Risma.
Resep terakhir ialah membiarkan pertarungan usaha antar peserta. Hal itu akan membentuk mental petarung warga Surabaya, khususnya peserta program PE dan PM.
Menurut Risma, jika mental petarung sudah muncul dan menjadi karakter orang Surabaya, maka dengan sendirinya kreatifitas orang Surabaya akan muncul, dan tidak takut untuk bersaing di pasar global.
"Karena kita tidak pernah beri modal, karakternya kita bentuk petarung. Kita mau mereka itu tangan di atas bukan di bawah. PE dan PM sukses menelurkan banyak pengusaha baru karena banyak jiwa petarung di Surabaya. Dengan pertarungan itu, akan muncul ide-ide baru. Oh, saingan saya itu kelebihannya ini kekurangannya ini, jadi saya harus tambah disini, disitu, ya seperti itu lah.
Kasarannya, mereka dibiarkan iri melihat pesaingnya sukses, lama kelamaan mereka akan evaluasi produknya, dan akhirnya berani untuk bersaing usaha. Itu cara kami mengubah mental pekerja ke pengusaha di Surabaya," tutup Risma.