Risma Minta Bantuan Reagen Langsung ke Menkes
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tengah ajukan reagen Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk swab tes, sekitar 7ribu unit kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Alat tes tersebut, bakal diperuntukan bagi pasien serta tenaga kesehatan (nakes)
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan, saat ini di rumah sakit pada wilayah yang ia pimpin sekarang, sedang membutuhkan reagen itu. Maka dari itu, Risma secara pribadi meminta bantuan tersebut ke pemerintah pusat.
“Jadi kami minta bantuan ke Bapak Menteri Kesehatan (Menkes) sekitar tujuh ribu sekian. Dua ribu untuk pasien kami, karena pasien kami ada yang OTG, ODP dan PDP,” kata Risma, melalui keterangan tertulisnya, Jumat, 1 Mei 2020.
Perlu diketahui yang dimaksud Risma OTG ialah Orang Tanpa Gejala, ODP merupakan Orang Dalam Pantauan, serta PDP adalah Pasien Dalam Pantauan.
Risma pun menyebut, telah menghubungi secara langsung Menkes, Terawan Agus Putranto, via telepon beberapa hari lalu. Oleh sebab itu dia berharap, agar reagen PCR tersebut bisa segera diberikan untuk dilakukan tes swab kepada pasien di Surabaya.
“Karena itu saya menyampaikan ke Pak Menteri, hingga tanggal 29 April kami belum terima. Jadi mohon kami dibantu. Karena sebetulnya kalau ini dua ribu bisa kita tes semua kita akan bisa pisahkan. Mana yang positif, mana yang negatif,” ungkapnya.
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, tersebut menjelaskan, bahwa 7 ribu alat tes itu akan dibagi, antara lain 2 ribu untuk pasien, serta 5 ribu diberikan kepada nakes.
“Kalau mereka negatif bisa kita pisahkan supaya tidak tertular. Karena selama ini kita cuma bisa tunggu, sehari bisa sampai empat atau enam yang dites. Kan ini berat buat kita,” kata Risma.
Risma mengungkapkan, saat ini pihak pemerintah pusat telah menjawab pengajuannya tersebut. Dan Menkes telah menyatakan bakal segera mengirimkan reagen PCR itu ke Pemkot Surabaya.
"Kita akan lihat perkembangannya satu hari ini, karena beliaunya (Menkes) bilang Bu Risma kalau ada pesawat langsung saya kirim supaya cepat selesai,” jelas Risma.
Sementara menunggu bantuan datang, Risma saat ini melakukan intervensi kepada semua pasien yang berstatus apapun layaknya pasien terkonfirmasi. Hal ini lantaran tidak adanya reagen PCR yang digunakan untuk memastikan mereka apakah benar positif atau negatif Covid-19.
“Jadi ya sudah kita rawat meskipun dia ODP. Kita beri makanan, vitamin, sekarang saya tambah menunya telurnya dari tiga jadi lima. Supaya kalau kekebalan tubuh bertambah, tidak jadi sakit. Kemudian kita tambah lemon,” tutupnya.