Ini Dalih Risma Tak Dukung Eri Cahyadi dalam Pilwali
Wali Kota Surabaya sekaligus Ketua Bidang Kebudayaan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan, Tri Rismaharini menolak tudingan jika dia sudah mempunyai calon kuda hitam yang akan diajukan ke Ketua Umum PDI Perjuangan sebagai calon wali kota penggantinya.
Kata Risma, semua keputusan soal siapa yang akan diusung oleh PDI Perjuangan adalah hak dan keputusan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Oleh karena itu, Risma tak mau ikut campur perihal siapa calon-calon Wali Kota yang akan diusung dan didukung oleh partai moncong putih itu.
"Itu hak Ketua Umum," kata Risma di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Kamis 10 Oktober 2019.
Risma boleh berdalih tak memiliki calon yang akan digadang menjadi pengganti dirinya. Namun, kabar santer yang bereda justru sebaliknya. Risma sudah mempunyai kandidat yang akan disodorkan kepada Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Orang yang digadang menjadi pengganti Risma itu adalah Eri Cahyadi. Indikasi Eri adalah orang yang digadang Risma untuk menjadi penggantinya bisa dilihat dari rekam jejak karir di birokrasi.
Eri Cahyadi diangkat oleh Risma untuk menjadi Kepala Bappeko tahun lalu. Sebelumnya, dia menjabat sebagai Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR). Saat ini pula, Eri menjabat sebagai Plt. Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH).
Perjalanan karir Eri yang mirip dengan perjalanan karir Risma sebelum terpilih menjadi Wali Kota Surabaya ini membuat publik menjadi berpikir jika Risma sebenarnya sengaja mengkader Eri seperti dirinya dahulu.
Pengamatan ini sejalan dengan perkiraan dari pengamat politik dan peneliti dari Surabaya Survey Center (SSC), Surokim Abdussalam. Dia menyebut kemungkinan besar, calon wali kota yang akan menjadi penerus Risma, juga berasal dari kalangan birokrat Pemerintah Kota Surabaya. Penyebabnya, salah satu faktornya adalah kepercayaan dan kepuasan publik yang tinggi terhadap sosok Risma.
"Tingkat kepuasan publik Surabaya terhadap kinerja Risma tergolong tinggi, yakni di atas 80persen. Wajar publik ingin calon wali kota yang direstui Risma atau sama dengan Risma," kata Surokim.
Dengan bekal ini, bisa menjadi daya tawar Risma maupun calon yang akan diusung untuk disodorkan kepada Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Meskipun, calon itu bukan berasal dari kader internal PDI Perjuangan.
"Kepercayaan publik yang tinggi terhadap Risma, itu membuat PDI Perjuangan harus selektif. Jadi rekomendasi Risma juga harus didengarkan kalau mau menang. Tidak bisa lagi asal taruh nama karena ia kader internal. Pasti DPP berhari-hati, berbekal pengalaman pilgub lalu," kata dia.