Disebut Risma Sulit Telpon Soetomo, Joni Tanggapi dengan Bercanda
Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo Surabaya, Dr. Joni Wahyuhadi menyebut, hubungan selama ini dengan Pemerintah Kota Surabaya baik-baik saja dalam koordinasi terkait penanganan wabah virus corona atau Covid-19 di Surabaya.
“Tentang apa yang disampaikan Ibu Wali tadi, sulit menghubungi Dr Soetomo ya sulit, wong Dr Soetomo sudah lama meninggal. Kan iya to?” ungkap Joni disambut tawa ketika menyampaikan update penyebaran Covid-19 Jatim di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin 29 Juni 2020.
"Tetapi sebetulnya kami orang Surabaya, RS Soetomo ada di Surabaya. Tangggal 22 lalu kepala dinas (Kota Surabaya) mau ke kantor ya monggo, apa yang mau dicari monggo,” katanya.
Tak hanya itu, setiap sore pihaknya selalu melakukan komunikasi dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya dan 37 daerah lainnya terkait data penyebaran Covid-19. Sebab, sesuai alur data akan disampaikan Kementerian Kesehatan ke provinsi, baru dari provinsi ke kabupaten/kota untuk melakukan verifikasi data yang disampaikan Kemenkes. Baru setelah itu, Dinkes kabupaten/kota akan menyampaikan data ke provinsi untuk disajikan ke publik.
“Kalau saya nelpon Ibu Wali kan gak mungkin, saya kan rakyat biasa, KTP saya Surabaya lho, kan gak mungkin. Kecuali, ajudan Ibu Walikota nelpon saya, dok ditimbali Ibu Walikota saya berani gitu. (Selama ini) belum pernah. Tapi hubungan baik, saya sangat menghargai beliau ada buktinya lho. Tapi gak saya sampaikan, dikira nanti ngungkit-ngungkit masa lalu. Kami sangat menghargai beliau, beliau walikota perhatian sama orang kecil,” kata Joni.
Selain itu, berdasar data sebanyak 865 pasien atau 79 persen pasien Covid-19 dari total 1.097 adalah warga Kota Surabaya. Sedangkan sisanya ada yang dari luar Surabaya dan luar provinsi. Begitu pula di RS Lapangan juga dipenuhi oleh warga Surabaya.
Ia berpesan, saat ini pihaknya terus menjalin komunikasi yang lebih intens dengan Pemkot Surabaya, juga dengan Pemkab Gresik dan Sidoarjo karena perintah Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, untuk bergandengan agar cepat menurunkan angka penyebaran Covid-19.
“Kalau beda sedikit iut biasa. Kita sama-sama menyelesaikan masalah ini, pesan Presiden persepsi harus sama, ini krisis,” katanya.
Sebelumnya, Risma untuk kesekiankalinya nangis dihadapan publik setelah mendengar laporan dari para tenaga kesehatan yang bertugas khusus menangani Covid-19 di Balai Kota Surabaya.
Dalam komunikasi tersebut, Risma mendengar keluhan terkait penuhnya kapasitas bed di ruang isolasi yang ada di RSUD Dr Soetomo.
Dari situ, ia mulai nangis karena pihaknya sudah berulang kali mencoba berkomunikasi dengan RSUD Dr Soetomo, namun hasilnya tetap nihil. Bahkan, Risma mengaku, bantuan APD dari pemkot sempat ditolak karena pihak RSUD Dr.Soetomo.
"Tolonglah kami jangan disalahkan terus. Apa saya rela warga saya mati, kami masih ngurus orang meninggal sampai jam tiga pagi yang warga bukan Surabaya, kami masih urus. Saya memang goblok, saya tidak pantas jadi walikota," kata Risma sambil menangis.
Sebelumnya, Pemkot Surabaya sudah menawarkan ruang isolasi yang masih kosong di RS Husada Utama untuk pasien RSUD Dr Soetomo. Sebab, Risma mendapat keluhan penuhnya ruangan isolasi.