Risma: Sudahi Masalah, Jangan Sampai Kita Pecah
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, mengatakan dirinya tak ingin ada lagi pergesekan antara mahasiswa Papua dan organisasi masyarakat yang ada di Surabaya. Ia juga tak ingin ada lagi presekusi yang melibatkan kedua pihak tersebut.
Risma mengatakan, dirinya tidak ingin bangsa Indonesia mengalami konflik yang mengarah pada perpecahan antar warga bangsa, sebagaimana yang dialami oleh negara lain yang berkonflik, lantaran tidak bijak menyikapi perbedaan yang berada di negaranya.
"Sudah banyak contohnya yang seperti itu. Banyak contohnya di negara yang terpecah belah itu. saya gak pengen di Indonesia terjadi seperti itu," katanya.
Menurut Risma, perbedaan yang ada di Indonesia harus dipandang dengan bijaksana. Karena perbedaaan yang ada di Indonesia merupakan hukum alam dan anugerah dari Tuhan. Itu yang menurut Risma harus disadari oleh warga Surabaya.
“Perbedaan harus disikapi dengan bijak ya,” lanjutnya.
Risma berpesan, sesama anak bangsa Indonesia harus saling menyadari bahwa memiliki keunggulan dari negara lain, yakni perbedaan multikultural. Meski begitu, perbedaan yang ada di Indonesia bukanlah alasan untuk memecah belah bangsa.
“Saya kira, kalau kita menyadari perbedaan ini dari Tuhan kan. Kita juga diciptakan Tuhan untuk berlaku bijaksana,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, beberapa hari ini, muncul persoalan di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang. Dalam insiden tersebut, ada oknum-oknum yang diduga aparat keamanan menggunakan sentimen SARA dengan memanggil para mahasiswa Papua dengan panggilan monyet. Selain itu, diduga ada persekusi yang dilakukan oleh beberapa oknum aparat dengan menangkap paksa para mahasiswa Papua.
Aksi tak simpatik itu pun memicu demo besar-besaran di Manokwari, Papua Barat. Bahkan Gedung DPRD Papua Barat menjadi sasaran kemarahan aksi massa. Seperti diketahui, massa yang mengamuk membakar gedung DPRD tersebut.
Aksi itu ditengarai merupakan protes dari warga Papua sebagai buntut terkait dugaan persekusi dan rasisme terhadap mahasiswa Papua di sejumlah daerah seperti Malang, Surabaya dan Semarang.
Advertisement