Risma Pastikan Rumah Sakit Surabaya Gunakan Alat Medis Terbaik
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membuka acara the 1st international conference on health administration and policy (ICoHAP) atau konferensi internasional pertama tentang administrasi dan kebijakan kesehatan di Hotel Wyndam Surabaya.
Acara yang digelar oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga selama dua hari itu mengangkat tema manajemen risiko pada pelayanan kesehatan.
Saat menjadi keynote session di konferensi internasional itu, Risma mengatakan berbagai hal tentang perbaikan manajemen rumah sakit di Kota Surabaya. Bahkan, ia memastikan bahwa rumah sakit di Surabaya menggunakan alat-alat medis yang terjamin kualitasnya.
“Saya minta alatnya yang paling canggih. Alat-alatnya pasti nomor 1 dan termodern. Silahkan boleh dicek, saya gak bohong,” kata Risma, Sabtu, 1 September 2018.
Risma, mengaku dirinya sendiri yang mengatur berbagai rumah sakit di Surabaya, termasuk ruangan-ruangan yang harus dipersiapkan untuk menampung alat-alat itu.
“Karena bagi saya, kalau saya bisa menyelamatkan satu orang, maka saya bisa menyelamatkan satu generasi. Mungkin yang diselamatkan itu bapaknya, kan bapaknya kalau sudah sembuh bisa cari nafkah untuk keluarganya,” kata dia.
Bahkan, persoalan antrian di puskesmas atau di rumah sakit dipikirkan oleh Risma. Mengatasi hal itu akhirnya lahirlah aplikasi e-health. Dengan menggunakan cara ini, maka nomor antrian dan jam pemeriksaannya akan diketahui, sehingga warga cukup datang mendekati jam. Dan itu memudahkan.
"Selain itu, dokter menuliskan resep obatnya melalui aplikasi juga dan dikirim ke apotek, sehingga lebih efektif dan efisien,” ujarnya.
Sementara itu, Kolonel Laut Bima Pramundita selaku Ketua Panitia Konferensi Internasional itu mengaku manajemen yang dilakukan Risma dalam memperbaiki manajemen rumah sakit di Surabaya ini sangat berguna.
“Saya kira beliau patut dijadikan contoh sukses dalam mengelola manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan,” kata Bima di sela-sela acara.
Selain mengundang Risma, pihaknya juga mengundang Direktur Mutu Akreditasi Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Deputi Direksi Bidang Aktuaria dan Manajemen Risiko BPJS Kesehatan, serta pembicara internasional dan nasional yang berpengalaman secara akademisi maupun praktisi di bidang manajemen risiko pelayanan kesehatan.
“Goal akhirnya nanti munculnya solusi kebijakan yang pas tentang mengelola manajemen risiko pada pelayanan kesehatan. Mudah-mudahan nanti didengar oleh pemerintah sehingga memunculkan kebijakan yang lebih komprehensif,” pungkasnya. (frd)