Hi-Tech Mall Tetap Ada, Ini Jaminan Kepastian dari Risma
Para pedagang Hi-Tech Mall Surabaya tak perlu risau lagi, pasalnya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjamin tempat itu akan tetap digunakan sebagai sentra perniagaan barang-barang elektronik dan IT, ke depannya.
Risma berencana tempat tersebut akan berdampingan dengan gedung kesenian yang segera direalisasikan pihaknya, setelah kontrak dengan PT Sasana Boga yang akan habis pada April 2019 mendatang.
"Masih tetap ada berdampingan dengan gedung kesenian yang segera direalisasikan setelah kontrak dengan PT Sasana Boga yang akan habis pada April 2019 mendatang," kata Risma, saat ditemui di rumah dinasnya kerjanya, Rabu 27 Januari 2019.
Perempuan wali kota pertama di Surabaya mengatakan, pusat elektronik itu nantinya akan dempatkan di bagian belakang dan sisi utara gedung Hi-Tech Mall. Sementara di sisi bagian depan akan dipakai untuk gedung kesenian.
"Disewa orang untuk Mal IT. Dia (penyewa) minta disitu," ujarnya.
Namun, lanjut Risma, pusat elektronik di mal tersebut nantinya bukan dikelola langsung oleh Pemkot Surabaya, melainkan pihak pengelola swasta.
"Pusat elektronik masih ada. Tapi dikelola swasta," katanya.
Risma akan mengalihfungsikannya sebagian gedung itu menjadi gedung kesenian. Ia berkeinginan semua seni budaya bisa menjadikan tempat tersebut sebagai fasilitas untuk digunakan.
"Ada ketoprak, wayang orang dan ludruk, Grup Lawak Srimulat. Bisa pentas sehari-hari di lantai atas. Nanti dibagi gedung itu. Lantai bawah untuk latihan. Ada studio musik juga," katanya.
Risma pun mengungkapkan jika nantinya Pemkot hanya akan merenovasu beberapa fasilitas saja. Pihaknya tidak akan merombak seluruh gedung Hi-Tech Mall yang sudah berdiri puluhan tahun lamanya tersebut.
"Tetap gedung ini. Gedungnya masih bagus. Ada eskalator, lift kita perbaiki," pungkasnya.
Sebelumnya, sejumlah pedagang di mal itu merasa resah akibat adanya kabar pengosongan di pusat perniagaan IT terbesar di Surabaya dan Indonesia Timur tersebut.
Mereka bahkan telah melakukan berulang kali upaya mediasi dengan manajemen dan Pemkot Surabaya, demi meminta kejelasan nasibnya. (frd)
Advertisement