Risma Paparkan Penanganan Bencana dan Normalisasi Pasca Terorisme
Pada sesi kedua forum United Cities Local Goverment (UCLG) Asia-Pacific (Aspac), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memaparkan cara penanganan bencana yang terjadi di Surabaya. Sebelumnya Risma memaparkan terkait penanganan perubahan iklim.
Dalam sesi ini, lagi-lagi Risma mencontohkan awal mula menjabat sebagai Wali Kota Surabaya yang dilanda banjir dimana-mana. Genangan air yang terjadi di setiap sudut kota itu membuatnya langsung bergerak cepat terjun ke lokasi untuk mencari solusi yang tepat.
Pengalaman banjir, menjadi pelajaran tersendiri. Karena itu, Pemkot melatih petugas dan masyarakat dalam penanganan bencana, sehingga apabila sewaktu-waktu terjadi bencana, kata Risma, mereka sudah siap mengatasinya.
"Bahkan, kami juga punya relawan kesehatan yang berasal dari masyarakat, sehingga kalau ada bencana mereka semua tahu harus bertindak bagaiamana," ujarnya, di hadapan para delegasi pemerintah daerah dan akademisi Asia Pasifik, di Dyandra Convention Center, Rabu, 12 September 2018.
Tak hanya itu, Risma nengatakan, pemkot juga menyiagakan taruna siaga bencana dan satuan relawan kebakaran, yang siap menangani bencana selama 24 jam.
"Kami juga punya taruna siaga bencana yang on call 24 jam kalau ada bencana. Kami juga punya satuan relawan kebakaran (satlakar)," kata dia.
Bahkan Risma juga memaparkan inovasi dalam penanganan bencana, yakni Command Center (CC) 112 yang ada di Gedung Siola. Di CC 112 ini, tidak hanya menolong apabila ada bencana, karena di sini juga ada psikolognya yang siap membantu masyarakat.
Risma juga menceritakan alasan cepatnya pemulihan Surabaya pasca serangan teroris beberapa waktu lalu, salah satunya adalah karena ribuan kamera CCTV di berbagai titik di kota. Ke depannya, ia juga berkomitmen untuk mengembangkan kamera CCTV ini hingga bisa mendeteksi muka seseorang.
"Dua hari setelah kejadian itu, saya menciptakan aplikasi Sipandu untuk mendeteksi orang-orang yang mencurigakan," katanya. (frd/wit)
Advertisement