Risma Pamerkan Keberhasilan Kelola Kawasan Magrove kepada PEMSEA
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, menyampaikan keberhasilannya dalam mengelola kawasan mangrove kepada Peserta Kemitraan dalam Pengelolaan Lingkungan untuk Laut Asia Timur atau Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia (PEMSEA), di rumah dinas Wali Kota Surabaya, Rabu 25 Juli 2019.
Menurut Risma, sebelum menjabat, kawasan Pamurbaya (Pantai Timur Surabaya) yang merupakan kawasan konservasi mangrove dapat dikatakan rusak. Bahkan lahan seluas 2300 hektare itu tak bisa dilihat keindahannya.
Saat menjabat, untuk menata kembali kawasan mangrove Surabaya Risma mengaku bekerjasama dengan warga sekitar, militer, dan stakeholder.
Selain dijadikan kawasan wisata, tempat itu juga sebagai wilayah untuk konservasi alami. Bahkan, kawasan mangrove di Surabaya memiliki ekosistem mangrove terbanyak se-Indonesia
“Dulunya mangrove itu sempat rusak saat selepas tahun 1998. Kayu-kayu mangrove dipakai jadi arang. Kemudian saya coba untuk menata kembali kawasan itu dengan bekerja sama dengan anak-anak dan semua warga termasuk dari militer,” ujar Risma.
Kini Risma dan jajarannya sedang ingin menjadikan kawasan mangrove sebagai kebun Raya Mangrove pertama di dunia.
Selain membahas mengenai mangrove, Risma juga menjelaskan terkait keputusannya membangun lebih dari 450 taman, ruang terbuka hijau, hutan kota dan waduk di seluruh Surabaya.
Menurutnya, ia melakukan itu semata-mata untuk membuat suhu Surabaya semakin baik, dan juga untuk menanggulangi banjir di Surabaya.
“Dulu banjir di Surabaya mencapai 50 persen, saat ini hanya tinggal 2 persen.Letak kota Surabaya ini ada di 5 meter di atas permukaan laut. Saya mengatur strategi untuk menanggulangi banjir dengan membuat pintu air, membangun konservasi hutan mangrove, membangun ruang terbuka hijau. Alhamdulillah sekarang suhu Surabaya turun 2 derajat, dan banjir hilang," ujar Risma.
Di sisi lain, Executive Director PEMSEA Aime Gonzales, mengapresiasi komitmen dan kerja keras Risma bersama jajaran Pemkot Surabaya dalam upaya pelestarian lingkungan di kota Pahlawan.
Ia berharap, Risma bisa menularkan ilmu-ilmunya untuk kota-kota lain di Indonesia dan negara lainnya.
“Kota ini menjadi fantastis ditangan Risma dan tim, ini adalah dasar pemimpin yang kita butuhkan,” kata Aime.
Diketahui bahwa, peserta PAMSEA yang terdiri dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, seluruh delegasi PAMSEA yang berasal dari Kamboja, Filipina, Thailand, Singapura, Cina, Japan, Vietnam, Korea dan Timor Leste, akan berada di Surabaya selama empat hari.
Mereka akan melakukan kunjungan di beberapa tempat. Yakni mengunjungi konservasi hutan mangrove, fasilitas publik Command Center 112, dan Jembatan Suramadu serta beberapa agenda workshop dengan stake holder terkait.