Risma: Nekat Mudik Lebaran, Mau Sakit Apa Meninggal?
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, berharap warganya untuk tak mudik pada puasa serta lebaran nanti. Menurutnya, angka tertinggi penyebaran Covid-19 saat ini, ialah akibat perpindahan penduduk secara kelompok.
Risma mengimbau, masyarakat Surabaya yang sekarang masih berada di luar kota ataupun negeri, untuk tak pulang dulu. Mengingat kondisi Covid-19 yang semakin menyebar di wilayah yang ia pimpin itu.
“Saya tau bahwa semua ingin mudik, tapi kita harus tahu bahwa saat ini kondisinya tidak memungkinkan untuk kita. Karena perpindahan itu resikonya sangat besar sekali,” kata Risma, saat berada di Balai Kota, Selasa, 21 April 2020.
Risma juga menyebut, penularan Covid-19 sering kali terjadi ketika masyarakat melakukan perpindahan dari daerah lain. Karena penyebaran bisa terjadi ketika berada di moda transportasi maupun dari tempat tinggal sebelumnya.
“Hampir 10 persen kasus di Surabaya ada di perpindahan, jadi dari luar kota atau luar negeri yang kemudian dia menjadi positif. Jadi kalau kita misalkan dalam kondisi negatif, kita pindah ke suatu tempat kita menjadi positif kemudian kita kembali lagi pulang ke Surabaya, itu akan kita mempengaruhi,” jelasnya.
Hal tersebut kemudian dapat menjangkit ke beberapa orang terdekat yang sempat melakukan kontak secara langsung. Seperti keluarga, teman, maupun kerabat dekat.
Jadi dari situ kita tidak bisa ngomong, eh di sana tidak ada (Covid-19) seperti itu, jadi kita harus bijak, bukan hanya untuk diri kita tapi untuk semua orang dekat. Nah itu dia berpengruh terhadap keluarga disekitar kita, kemudian rekan dan teman, yang akhirnya semua terkena dampak,” ucapnya.
Ia pun memberi pilihan kepada masyarakat yang masih nekat melakukan mudik di bulan puasa maupun Idul Fitri di tahun ini. Yakni mau sakit hingga meninggal atau masih ingin tetap sehat.
“Mau sakit kemudian masuk RS bahkan sampai kematian, yang kedua kita masuk RS kita tidak bisa cari nafkah yang kita tidak tahu sampai kapan, atau kita mau sehat. Kalau memilih sehat, ayo kita tidak lakukan mudik, karena resikonya sangat besar sekali,” jelasnya.
Perihal sanksi yang akan diberlakukan, Risma tak bisa berkomentar, karena menurutnya hal itu bukan ranahnya. Namun initinya ia tetap tak ingin warganya mudik, untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
“Itu kita lihat yah, nanti kita lihat aturannya. Soalnya kan, karena kalau sanksi menurut saya itu Perda (Peraturan Daerah), sekali lagi menutut saya beban moril kita, kepada orang lain,” tutup Risma.