Risma Ingin Fungsikan Kompleks THR dan TRS Jadi Gedung Kesenian
Menyusul disegelnya Taman Remaja Surabaya (TRS) sejak awal September lalu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ternyata punya rencana lain soal tempat itu.
Risma ingin TRS dan gedung pertokoan Hi-Tech Mall yang berada di satu kompleks itu berfungsi sebagai pusat kesenian di Surabaya.
Kepada wartawan, Risma mengatakan gedung Hi-Tech Mall dan TRS yang ada di satu kompleks Taman Hiburan Rakyat (THR) itu rencananya akan digunakan sebagai pusat berlatih dan panggung penampilan para seniman.
Ia ingin, Kota Surabaya memiliki ruang baru untuk para seniman. Karena menurutnya, selama ini kompleks kesenian yang ada, seperti Balai Pemuda kurang cukup untuk menampung kreativitas para seniman.
"Selama ini kan di Balai Pemuda, cuman kurang. Kan kesenian itu ada seni lukis, seni suara, seni tari, seni kriya. Nah aku pingin anak-anak bisa belajar di situ," kata Wali Kota Risma, Sabtu, 22 September 2018, kemarin, saat ditemui di Balai Kota Surabaya.
Bahkan ia menargetkan, Surabaya bisa mempunyai gedung kesenian yang menampilan pertunjukan seni seperti ludruk secara rutin. Jika pada akhirnya kawasan kompleks THR digabung, dia berharap lokasi itu bisa menampung berbagai macam seni.
"Karena sekarang Surabaya menjadi kota destinasi wisata. Setiap minggu itu ada pentas seni di situ (Balai Pemuda). Tapi kan ndak bisa misalnya wayang orang digabung dengan srimulat atau ludruk, karena gedungnya cuman satu," ujarnya.
Risma membenarkan jika selama ini, bagian belakang dari gedung Hi-Tech Mall, tepatnya THR memang rutin digunakan untuk tampilan ludruk.
Namun, karena letaknya kurang strategis dan tidak terlihat dari jalan besar, banyak masyarakat jadi kurang tahu keberadaan gedung THR yang masih aktif untuk kesenian hingga sekarang.
"Aku pingin ada gedung kesenian yang baik di Surabaya. Karena kalau (gedung) Srimulat itu di belakang terus, kapan hidupnya. Itu ditarik ke depan saja," ujar dia.
Menurutnya, Surabaya yang didapuk sebagai kota destinasi wisata perlu sebuah ruang khusus baru untuk pertunjukan seni. Oleh karena itu, mantan Kepala Bappeko Kota Surabaya ini ingin agar seniman bisa mendapatkan akses untuk berekspresi dan berkegiatan di dunia kesenian secara luas.
"Karena Surabaya sekarang sebagai destinasi wisata. Kan ndak bisa gedungnya (seni) cuman satu," ujar wali kota perempuan pertama di Surabaya ini.
Sementara terkait biaya operasional, Wali Kota Risma mengaku masih mencari skema keuangan yang pas untuk cost operasional di gedung kesenian itu. Namun ia menargetkan, nantinya penggunaan gedung itu bisa gratis. Sehingga para seniman bisa bebas mengekspresikan kreativitasnya.
"Harapanku semua free. Anak-anak yang latihan disitu bisa free. Kemudian masyarakat yang mau nonton bisa free," pungkasnya.
Sementara itu Hi-Tech Mall yang selama ini dikenal sebagai gedung pusat perdagangan alat-alat elektronik dan komputer di Surabaya, bakal habis masa kontraknya.
Sebab, Pemkot mencatat, kerjasama Build Operate Transfer (BOT) yang dijalin dengan PT Sasana Boga sebagai pihak manajemen operasional Hi-Tech Mall akan berakhir pada 2019 mendatang. (frd)