Risma Disebut jadi Kandidat Tunggal Calon Presiden UCLG Aspac
Dalam forum Unted Cities Local Goverment (UCLG) Asia-Pacific (Aspac) ke-7, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ternyata dicalonkan sebagai kandidat Presiden UCLG Aspac baru periode 2018-2022.
Hal itu dikatakan Presiden UCLG Aspac, Won Hee Ryong. Ia bahkan menyebut Risma adalah kandidat tunggal yang akan menggantikan dirinya menjadi pemimpin para delegasi pemimpin daerah yang ada di Asia Pacific.
"Sejauh ini kita hanya miliki satu kandidat yaitu Wali Kota Surabaya. Banyak yang mendorong dia jadi presiden UCLG Aspac," ujar Won Hee Ryong, saat ditemui di Dyandra Convention Center, Kamis, 13 September 2018.
Won mengatakan, alasan dicalonkannya Risma, ada kaitannya dengan prestasi dan keberhasilan wali kota perempuan pertama di Surabaya ini. Dia dianggap sudah banyak memberikan terobosan-terbosan untuk kota Pahlawan.
"Ini karena keberhasilannya yang sudah menjadikan kota ini bersih, pembangunan yang maju dan terus menerus, dan juga upaya mengatasi global warming dengan membuat banyak taman," kata dia.
Menanggapi hal itu, Risma tak mau banyak berkomentar. Dia merasa saat ini belum waktunya dia bicara soal pencalonannya sebagai kandidat tunggal Presiden UCLG Aspac.
Kendati demikian, Risma mengaku sudah menyiapkan beberapa program yang akan dijalankan jika nanti dirinya terpilih.
Ia mengatakan dirinya akan fokus terhadap eksplorasi kekayaan kearifan-kearifan lokal untuk mengembangkan potensi kota, dan juga ketahanan kota dalam menangani bencana.
Menurutnya, culture itu bukan hanya sekadar tari-tarian, sebetulnya ada kekayaan kearifan-kearifan lokal itu yang bisa diangkat untuk sustainable development goals (SDG).
"Kearifan-kearifan lokal itu bisa dibagi untuk kita bisa kembangkan bersama-sama, dalan menangani permasalahan wilayah, dan penanganan bencana," ujar dia.
Ia kemudian mencontohkan, dimana warga yang ada di Phuket, Thailand, bisa selamat dari bencana tsunami karena masyarakatnya ternyata menanam tanaman cemara udang.
"Saya pernah melihat sendiri di Phuket. Di sana warga menanam cemara udang yang besar sehingga dia selamat dari tsunami" ujarnya.
Risma juga mengatakan, ke depannya ia akan berbagi solusi-solusi kepada para anggota tentang cara kota mengatasi masalah tanpa membutuhkan biaya yang besar, dengan menggunakan kearifan lokal.
"Kemudian, di sekitar Banda Aceh, saat bencana tsunami beberapa tahun lalu kalau secara teori dia korbannya paling banyak, tapi, ternyata dia punya kearifan-kearifan lokal yang dia bagaimana menyelamatkan dirinya. Nah, ini menurut saya seharusnya dan lebih baik kita angkat karena dengan keterbatasan yang dana ada mereka bisa mengatasi masalah," pungkasnya. (frd/amr)