Risma Harusnya Tiru Gaya Jokowi Hadapi Haters
Pengamat hukum menyebut Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini harusnya meniru cara Presiden Joko Widodo dalam merespon kritik yang dialamatkan kepadanya. Sikap reaksioner Risma yang langsung melaporkan pelaku penghinaan kepada polisi, malah semakin membuat publik bertanya-tanya apakah benarkah Risma memang antikritik?
Pengamat hukum Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Satria Unggul W.P. mengatakan, seharusnya pejabat publik sekelas Risma, tak perlu takut untuk dikritik. Baik secara kinerja maupun pribadi.
Menurutnya, sebagai pejabat publik, wajar jika ada orang-orang yang tidak suka dengan dirinya. Namun jika dibandingkan dengan yang menyukai Risma, tipe yang kontra Risma cenderung lebih sedikit.
"Memang secara hukum itu bisa diproses. Bisa masuk ke UU ITE juga. Namun apakah seorang Risma harus seperti itu? Warga yang pro dengan Risma itu jauh lebih besar," kata Satria kepada ngopibareng.id, Selasa 11 Februari 2020.
Satria mengatakan, sebagai pejabat publik yang sudah senior, Risma harusnya lebih bijak dalam menanggapi adanya kritik maupun penghinaan kepada dirinya. Ia mencontohkan sikap Presiden Joko Widodo.
Menurut Satria, sejak pertama kali menjadi presiden di 2014 lalu, sudah berapa banyak netizen yang melakukan penghinaan baik secara kinerja maupun secara fisik kepada Jokowi dan keluarga. Namun selama itu pula, pihak Istana negara tidak pernah ikut campur melakukan pelaporan terhadap pelaku.
"Seharusnya seperti Pak Jokowi. Mana pernah Istana akhirnya lapor polisi. Mereka diam-diam saja. Kan yang melaporkan itu orang-orang lain. Harusnya Risma dan Pemkot Surabaya seperti itu. Toh, Risma juga banyak pendukungnya kan," katanya.
Ia berharap ke depannya Risma harus bisa tahan dan acuh terhadap kritik hingga hinaan kepada dirinya. Ia harus memberi contoh kepada publik, bagaimana kuatnya seorang pemimpin kota besar. Sebaliknya, jika langsung reaksioner maka akan semakin memperkuat persepsi publik jika sifat Risma adalah anti kritik.
"Beliau harusnya arif. Karena ini bagian dari proses pendewasaan demokrasi dan keterbukaan informasi. Malah nanti karakter Risma berubah, dari merakyat jadi anti kritik," katanya.