Risiko Segelas Thai Tea, Thailand Imbau Batasi Konsumsi
Blog kuliner Taste Atlas menempatkan es teh Thailand atau Thai Tea dan kue Pa Thong Ko, masuk dalam 10 besar jajanan dunia. Namun, pemerintah setempat meminta agar warganya membatasi konsumsi dua makanan ini.
Fakta Pa Thong Ko
Pa Thong Ko adalah makanan sejenis roti goreng yang sering disantap warga Thailand untuk sarapan. Makanan ini terbuat dari adonan donat yang digoreng.
Dilansir dari laman CNA, setiap 100 gram Pa Thong Ko menghasilkan 441 kcal dan mengandung 40,5 gram karbohidrat serta 27,79 gram lemak. Sepasang Pa Thong Ko dengan berat sekitar 30 gram, memproduksi sekitar 132 kcal energi dan mengandung 12 gram karbohidrat serta 8 gram lemak.
Kandungan itu tentu membuat Pa Thong Ko cocok untuk mereka yang membutuhkan energi tambahan.
Namun Direktur Departemen Kesehatan Suwanchai Wattanayingcharoenchai menyebut jika kue itu juga mengandung baking soda dan garam yang cukup tinggi. "Jadi itu tidak cocok untuk mereka yang memiliki gangguan tiroid dan tekanan darah tinggi," katanya.
Selain itu, Pa Thong Ko juga sering digoreng dalam minyak bekas, yang berpotensi menyebabkan kanker.
Pihaknya mengimbau agar warga Thailand membatasi konsumsi Pa Thong Ko maksimal dua pasang seharinya. Imbauan ini dikeluarkan pada Maret 2023 lalu.
Masalah Thai Tea
Sementara, teh Thailand atau Thai Tea juga memiliki potensi buruk pada kesehatan.
Segelas teh sekitar 200 ml mengandung 69 gram karbohidrat, 15 gram lemak dan 53 gram gula atau sekitar 13 sendok teh gula. Kandungan gula sebanyak itu bisa memproduksi 430 kcal.
Menurutnya, setiap individu seharusnya tak boleh mengonsumsi lebih dari enam sendok teh gula setiap harinya. Konsumsi Thai Tea yang sering bisa memicu diabetes, kanker, tekanan darah tinggi, obesitas, juga penyakit jantung dan gangguan otak.
"Yang paling penting, jangan lupa melakukan olahraga untuk membakar kalori bersamaan dengan pola diet sehat," katanya.