Riset Politik PWPM Jatim: Pilkada Jatim Potensi Politik Dinasti
Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jawa Timur mengeluarkan riset politik, terkait Pilkada Serentak jawa Timur yang akan dilaksanakan pada akhir tahun 2020.
Hasilnya, ada 13 daerah di Jatim yang berpotensi terjadi politik dinasti, di antaranya berada di Ring 1 Jatim seperti Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Mojokerto.
Selain keempat wilayah tersebut ada 9 wilayah lain yakni Kabupaten Sumenep, Kabupaten Banyuwangi, Kota Blitar, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Trenggalek.
Hasil riset tersebut dirilis dalam acara Diskusi Kelompok Terarah di kantor PWM Jawa Timur beberapa saat lalu. Dalam acara itu juga hadir para pengamat politik, diantaranya Agus Mahfud Fauzi (Pengamat Politik Unesa), Umar Sholahuddin (Pengamat Politik UWKS), dan M. Ikwanudin Alfianto (Bawaslu Jatim).
Mereka semua menganggap bahwa politik dianasti merupakan isu penting dalam Pilkada mendatang, karena akan mempengaruhi jalannya dinamika demokrasi pada 19 Kabupaten/ Kota di Jawa Timur.
Koordinator riset politik PWPM Jatim Staria Unggul mengatakan, mayoritas masyarakat Jatim lebih memilih untuk ikut dalam arus politik dinasti. Karena lebih baik mereka memilih yang mereka kenal meskipun hasilnya kurang memuaskan.
"Masyarakat Jatim masih banyak menggunakan alasan kenal secara personal untuk Pilkada. Calon tersebut jika dekat dengan mantan kepala daerah yang sudah menjabat sebelumnya, akan lebih terangkat. Meskipun hasil kerja kepala daerah sebelumnya masih beleum baik," kata Satria Unggul kepada ngopibareng.id, Rabu 25 Desember 2019.
Meski begitu, Satria yakin tidak sedikit masyarakat Jatim yang menggunakan alasan lain seperti track record untuk memilih kepala daerah mereka. Menurutnya, ada masyarakat yang cemburu secara sosial melihat daerah lain maju dimpimpin oleh orang yang memiliki track record baik.
"Mereka melihat tetangganya bagus daerahnya, makanya memilih menggunakan data, apa saja yang sudah dikerjakan, agar daerahnya bisa sebagus daerah tetangga," katanya.
Satria berharap, masyarakat Jatim bisa lebih pintar dalam memilih calon kepala daerahnya pada Pilkada mendatang. Ia berpesan, Politik dinasti bukan hanya yang berkaitan tentang garis keluarga, namun juga dipahami sebagai hubungan patron/kleintenisme atau yang berhubungan dengan usaha mempertahankan kekuasaan.
"Jangan hanya melihat kalau dinasti itu keluarga saja, bisa saja untuk mempertahankan kekuasaan memakai pion orang lain selain keluarga. Sehingga meski orang baru, tapi kinerjanya tetap saja karena masih satu garis dinasti. jadi tolong hati-hati," ujar dia.
Advertisement