Riset ITB Potensi Tsunami 20 Meter, Tanggapan PVMBG, BMKG-BPBD
Peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB), Andri Dian Nugraha menyatakan tsunami tidak hanya rawan terjadi di Pulau Jawa. Dia mengatakan zona subduksi terbentang dari Sumatra hingga Papua.
"Saya rasa di Indonesia, sepanjang zona subduksi dari pantai barat Sumatra, selatan Jawa, selatan Bali, selatan Maluku, sampai ke utara Sulawesi dan sebagainya, serta Papua daerah utara adalah daerah rawan tsunami," ujar Andri dalam webinar yang diselenggarakan ITB, beberapa waktu lalu.
Andri mengatakan zona subduksi yang ada di laut dapat menimbulkan tsunami jika mengalami perubahan formasi, terlebih ketika gempa dengan magnitudo yang besar dan dangkal, kurang dari kedalaman 40 kilometer.
Melansir LIPI, zona subduksi merupakan suatu zona yang mempunyai tingkat kegempaan sangat tinggi yang disebabkan adanya suatu pergerakan konvergensi antara dua lempeng tektonik.
Berdasarkan simulasi selama 3 jam dengan hasil inversi data GPS, peneliti ITB Sri Widiyantoro menyebut, Jawa Barat (selatan Banten) bisa diterjang tsunami setinggi 20 meter jika dilakukan periode ulang 400 tahun. Sedangkan di Jawa Timur (selatan Blitar) bisa setinggi 12 meter.
Pesan PVMBG Jangan Panik
Menanggapi riset tersebut, Kasubid Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Akhmad Solikhin mengatakan, informasi tersebut patutnya dijadikan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Bukan malah menimbulkan ketakutan dan kepanikan.
"Informasi tersebut jangan dijadikan sebagai hal untuk kita menjadi takut dan panik, namun dijadikan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan," kata Akhmad.
Dia menuturkan secara garis besar hasil riset tersebut menggambarkan potensi gempa bumi dari megathrust di Selatan Jawa yang juga berpotensi memicu tsunami. "Informasi mengenai seismic gap di selatan Jawa sudah banyak didiskusikan sejak lama," ucap Akhmad.
BPBD dan BMKG Membuat Program Jalur Evakuasi
Kasi Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi Eka Widiaman mengatakan BMKG sedang membuat program pembuatan jalur evakuasi untuk menghadapi tsunami itu. Soal riset tersebut, Eka menjelaskan tsunami disebabkan oleh megathrust dengan kekuatan magnitudo bisa mencapai 8,7.
"Memang secara teori seperti itu karena megathrust yang bergerak tapi kalau sesar cimandiri yang bergerak enggak seperti itu gambarannya. Jadi hasil ITB itu sesar mana megathrust atau sesar cimandirinya," katanya.
BPBD Sukabumi pun di awal tahun sudah memasang papan peringatan di Ujung Genteng dan Palabuhanratu. "Yang namanya megathrust gempa dan sunami itu tidak bisa diprediksi kapan datangnya. tetapi minimal kita punya perencanaan, persiapan itu yang paling penting apa yang telah dilakukan oleh masyarakat, apa yang telah dilakukan oleh pemerintah di bantu oleh ahli ahli di bidangnya, sehingga kita tidak terlalu melenceng," pungkas Eka Widiaman.
Advertisement