Rina Nose Rapid Test Sambel Cireng dan Minuman Bersoda
Komedian sekaligus presenter Rina Nose banjir protes usai pamer hasil rapid test bukan dengan darah melainkan sambal cireng. Melalui akun Instagram terverifikasi miliknya, Sabtu 19 Desember 2020, komedian ini memperlihatkan alat tes dan sambal cireng itu.
"Iseng aja nge-swab sambel cireng pake rapid antigen hasilnya dua garis," tulis istri Josscy Aartsen.
Selain itu, Rina Nose juga melakukan swab test atau uji usap untuk orang-orang di rumah. "Lalu nge-swab diri sendiri dan orang2 rumah yang makan sambel yang sama dalam satu mangkok, hasilnya satu garis," beber salah satu pemain In The Kost.
Tak diketahui pasti maksud artis kelahiran Bandung, 16 Januari 1984 ini melakukan hal uji coba sambal cireng. Ia pun tak mau mengambil kesimpulan.
"Gw sih ga mau ambil kesimpulan ini artinya apa. Cuma pesen gw, ga usah pada iseng ya gaes.. biar ga bingung," ujarnya lalu membubuhkan emotikon tertawa.
Selain sambal cireng, Rina Nose juga bereksperimen rapid test dengan minuman bersoda zero sugar. Dia beralasan membandingkan video dan informasi soal anggota parlemen Australia yang juga pernah melakukan eksperimen rapid test antigen terhadap Coca Cola dan hasilnya pun positif.
"Bedanya, tes (menggunakan minuman berkarbonasi) yang saya lakukan hasilnya negatif," ujarnya seperti dikutip dari unggahan Instagram @rinanose16.
Rina Nose menilai, selama pandemi banyak orang stres, kesusahan, bingung, dan takut. Belum lagi banyak yang saling menyalahkan dan bersikap sinis kepada sesama. Ada pula yang saling tuduh dan curiga. Kini gara-gara sambal cireng, Rina Nose dihujat warganet.
"Nah sekarang kan saya dihujat nih gara2 nguji sambel cireng dan hasilnya positif. Kalo boleh saya bertanya, apa atuh yang salah dari eksperimen uji sampel yang saya lakukan? Kan saya ga menyakiti makhluk hidup manapun dengan eksperimen saya (yang nyakitin mah justru komentar netizen)," ungkap perempuan 36 tahun ini.
Berdasarkan deretan uji coba itulah, Rina Nose mempertanyakan letak kesalahan eksperimen yang dilakukannya.
“Kalau boleh saya bertanya, apa atuh yang salah dari eksperimen uji sampel yang saya lakukan? Kan saya tidak menyakiti makhluk hidup manapun dengan eksperimen saya (yang menyakitkan justru komentar netizen),” tuturnya.
Rina Nose sadar bahwa keberadaan pandemi Covid-19 selama sembilan bulan terakhir membuat masyarakat terpecah belah. Ada kubu yang percaya, lainnya memilih untuk tak memercayai keberadaan virus tersebut.
Namun, dia enggan menggolongkan dirinya ke salah satu kubu tersebut. “Covid-19 kan bukan kepercayaan. Jadi kalau saya ditanya, ada di kubu mana? Saya ada di barisan luar yang mau berpikir, belajar, dan mencari tahu terus," demikian penjelasan perempuan kelahiran 16 Januari 1984 ini.