Rilis Disebut Memihak, Dubes: Pemihakan Kami untuk WNI dan NKRI
Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel menanggapi beredarnya pemberitaan mengenai substansi rilis tentang penangkapan Muhammad Rizieq Shihab (MRS). Rilis yang dikirimkan Dubes Agus Maftuh ke berbagai media itu ada yang menilai tidak profesional dan "menyimpang" dari kaidah rilis standar Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).
Menanggapi hal tersebut Dubes Agus Maftuh menguraikan secara gamblang proses dan substansi rilis yang dia buat. Mulai dari kop surat, tanda tangan maupun pemihakan.
"Terkait dengan kop surat, perlu saya jawab bahwa ada tiga kop untuk surat Dubes yaitu versi Indonesia, Inggris dan Arab. Kop ini juga pernah saya pergunakan untuk rilis ketika Al Habib Mohammad Rizieq Syihab diberitakan terkena pencekalan dan terkait posisi visanya," kata Dubes Agus Maftuh.
Alumnus Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen ini juga mengklarifikasi dan mengonfirmasi bahwa rilis tersebut benar dari dirinya, Agus Maftuh Abegebriel, Duta Besar LBBP RI untuk Arab Saudi dan Wakil Tetap RI di OKI (Organisasi Kerjasama Islam).
"Terkait dengan format rilis perlu saya jelaskan bahwa saya rilis dokumen tersebut dengan format PDF (Portable Document Format) dan juga dengan ekstensi Docx (Word Document). Sedangkan tandatangan yang ada dalam rilis tersebut adalah benar tanda tangan saya dengan Stylus Digitizer yang merupakan bawaan laptop Microsoft Surface Pro-4."
Dijelaskannya, Microsoft Surface ini memungkinkan dia untuk membubuhkan tanda tangan langsung di layar komputer dengan dukungan warna yang sudah ada di software. Rilis asli tersebut dalam bentuk PDF langsung dan bukan hasil scan.
"Edisi JPEG, JPG atau BMP yg beredar adalah hasil convert dari kreatifitas netizen," urai Dubes Agus Maftuh yang sejak mahasiswa gemar menguprek komputer dan softwarenya.
Mengenai tudingan dalam pelayanan, Dubes Agus Maftuh menegaskan dalam melayani para ekspatriat Indonesia di Saudi, pihaknya sebagai pelayan WNI tidak pernah melakukan diskriminasi dan tidak mempermasalahkan partai atau mazhab apapun.
"Latar belakang saya sebagai insan kampus tetap saya pegang dan berusaha semaksimal mungkin untuk obyektif. Pemihakan saya hanya satu yaitu kepada WNI dan NKRI. Saya juga tidak membeda-bedakan antara WNI yang berdokumen atau tidak berdokumen, suku, agama dan bahasa apapun. Saya hanya melihat bahwa darah yang mengalir di diri mereka adalah darah Indonesia dan semua WNI di Saudi boleh menghubungi saya lewat nomer HP pribadi saya," papar ayah tiga anak ini.
Dubes yang dalam tugasnya berhasil memperkuat poros Saunesia dengan kunjungan Raja Salman ke Indonesia ini mengaku siap menerima kritik apapun dan sangat berterimakasih dengan berbagai kritik.
Baginya, kritik sebagai penyemangat untuk melangkah melayani. Melayani saudara-saudaranya, WNI yg di Arab Saudi.
Agus Maftuh lantas bercerita soal kritik ini. "Ketika berkunjung ke Thailand Selatan sebagai WATAP (Wakil Tetap) RI di OKI untuk sebuah agenda menebar damai, saya masih ingat betul sebuah tulisan “Arab Pegon” dengan diksi Melayu di dinding sebuah Madrasah di kota Pattani, Pujian Itu Membunuh, dan Kritik itu Menghidupkan," ujarnya.
Kepada seluruh masyarakat, Dubes Agus Maftuh juga memohon doa untuk bisa melayani dengan lebih baik. "Doakan saya selalu istiqomah melayani saudara-saudara saya di Saudi," tandas Agus Maftuh.