Rica-Rica Mentok Caremboeu, Berani Beda dengan Kuliner Lamongan
Tidak mudah mendapatkan kuliner yang satu ini, yakni olahan mentok (entok). Kalau jenis masakan unggas lainnya, seperti ayam, bebek atau burung dara sangat banyak. Hampir di setiap sudut kota se-Nusantara, pasti ada.
Penjualnya pun kebanyakan orang Lamongan, dengan ciri khas keber (spanduk) bergambar dan bertuliskan dengan warna mencolok. Ada gambar bebek, ayam jago, lele, burung dara, tetapi tidak pernah ada gambar mentok.
Olahan masakan mentok juga sulit ditemukan di Lamongan. Sekalipun dikenal sebagai kota kuliner dengan beragam jenis olahan masakan tadi, sepertinya hanya ada di satu tempat saja.
Sepengetahuan Ngopibareng.id hanya ada di Warung Caremboeu. Itu pun belum lama. Belum genap dua tahun. Tetapi, kehadiran sajian kuliner mentok cukup memikat banyak penggemar. Khususnya bagi pemilik lidah yang suka pedas.
Padahal, lokasi Warung Caremboue terbilang pinggiran. Ngijeni (tidak ada warung lain), di sepanjang Jalan Simpang Kesuma Bangsa atau orang lebih mengenalnya dengan Jalan Pasar Ikan, Lamongan.
Olahan mentok yang disajikan hanya dua jenis. Yaitu, rica-rica dan becek mentok. Setiap pembelian per porsi terdiri sepiring nasi dan sepiring rica-rica atau sepiring becek.
Rica-rica yang tersaji panas, karena baru diangkat dari penggorengan masakan. Tentu, aroma harum bumbu rempah langsung menyengat hidung, apalagi bercampur bau kemangi.
"Rica-rica atau becek selalu tersaji panas. Meskipun kelasnya warung saya hanya melayani kalau ada yang pesan," tutur Caremboue.
Soal rasa, lanjut pemilik nama asli Teguh Santoso ini, dipastikan pedas. Jadi, siapa pun usai menyantap rica-rica hasil olahannya dipastikan gobyos atau keluar keringat berlebihan.
Meskipun begitu, lanjut Caremboue, pelanggannya tidak pernah kapok. Bahkan, sekali duduk terkadang malah tambah porsi. Padahal, mulut sudah terlihat sering menganga karena merasakan pedas, tetapi tangannya tidak berhenti menyuap. "Paling kalau habis makan bilang, mantap Mboue (Caremboue)," imbuhnya.
Olahan daging mentok Caremboue dijamin tidak amis dan terasa empuk. Menurutnya, ini yang sulit untuk memasak mentok agar tidak amis dan empuk. Perlu perlakuan cara memasak khusus.
Menyinggung langkanya olahan masakan mentok, Caremboue hanya bisa memperkirakan. Karena unggas mentok juga lebih suit didapat. Selama ini sangat jarang ada orang beternak mentok.
Ia sendiri harus pesan lebih dulu kepada penjual langganannya. Padahal, sehari butuh lima hingga enam ekor. Itu pun khusus mentok muda. Untuk memasaknya juga tidak mudah. "Lebih ribet dibanding mengolah bebek atau ayam. Juga butuh waktu lama, " terangnya.
Selain itu, rica-rica mwntok sendiri juga bukan merupakan kuliner khas masakan Jawa. Asalnya dari Sulawesi Utara. Kebetulan, Caremboeu mengaku pernah 'berguru' sendiri di tempat asalnya.
Tepatnya, bapak dua putra dari seorang istri ini, pernah merantau ke Manado dan Minahasa. Saat itu bekerja di pemasangan tower telekomunikasi. Karena hobi memasak, tidak tahunya malah dipekerjakan di bagian dapur.
"Karena pekerjanya banyak juga yang warga setempat, tentu pengennya terkadang juga menu setempat. Salah satunya rica-rica. Berawal dari itu saya mendalami masakan rica-rica," katanya.
Selain rica-rica dan becek mentok, Caremboeu juga menjajakan menu lain. Di antaranya, pecel lele, bandeng, asem-asem balungan dan sebagainya.
Sekadar diketahui, di Lamongan nama Caremboeu lebih dikenal daripada nama aslinya Teguh Santoso. Karena, ia adalah dirigen suporter LA Mania, julukan pendukung setia Persela Lamongan.
Nama Caremboeu sendiri adalah nama pemain kulit hitam Timnas sepak bola Perancis era 2000an, bernama asli Christian Caremboeu. Ciri khasnya, berambut gondrong. Saat itu Teguh Santoso yang juga berkulit gelap dan gondrong diidentikkan dengan Caremboue
Advertisement