Ribuan Warga Blitar Berebut Percikan Air Siraman Gong Kyai Pradah
Ribuan warga Blitar berebut percikan air bekas siraman pusaka Gong Kyai Pradah di Alon-alon Kecamatan Sutojayan, Blitar, Jumat, 29 September 2023. Warga meyakini air percikan bekas siraman pusaka tersebut bisa membuat awet muda.
Bambang, 60 tahun, warga Ringinrejo Kecamatan Wates saat ditemui Ngopibareng.id mengaku, selalu datang saat ritual Siraman Gong Kyai Pradah yang digelar setiap bulan Maulid.
"Bapak yang ceritakan dulu, bahwa air bekas siraman Gong Kyai Pradah ini "panganoman" (bisa membuat orang awet muda)," kata Bambang.
Bambang menambahkan, selalu datang lebih pagi menjelang siraman Gong Kyai Pradah. Hal ini dilakukan agar mendapat tempat, sehingga lebih mudah mendapat air siraman tersebut.
Sejak tahun 2000, Bambang mengaku selalu datang dan ikut berebut percikan air bekas dari tuah siraman Gong Kyai Pradah.
"Kegiatan ritual siraman Gong Kyai Pradah ini orang menyebut dengan penyucian, supaya bersih seperti layaknya anak baru lahir. Tapi kalau orang Islam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad," katanya.
Prosesi penyiraman pusaka tersebut dipimpin langsung Bupati Blitar Hj Rini Syarifah. Sebelum dilakukan penyiraman, gong Kyai Pradah ditabuh lebih dulu. Kali ini penabuhnya adalah Bupati Blitar Hj Rini Syarifah dengan memukul Gong Kyai Pradah sebanyak tujuh kali.
Sebelum memulai menabuh gong, Bupati Hj Rini Syarifah meminta kesaksian kepada seluruh warga yang hadir. "Gong Kyai Pradah sae punopo awon (Gong Kyai Pradah baik atau buruk)?" tanya Hj Rini Syarifah. Ribuan warga yang hadir di lokasi tersebut secara serentak menjawab sae (baik) sebanyak tujuh kali juga.
Lalu, Hj Rini mengambil air yang sudah disediakan di lokasi penyiraman. Kemudian usai melakukan menyiram pusaka tersebut Bupati Blitar menyiramkan bekas air siraman Gong Kyai Pradah ke warga yang sudah bergerombol di Alon-alon.
Bambang dan 5 orang temannya berlarian mendekati untuk mendapatkan air percikan bekas siraman Gong Kyai Pradah.
Bambang salah satu dari ribuan warga Blitar dan sekitarnya yang menginginkan tuah dari air bekas siraman Gong Kyai Pradah.
Begitu juga Tumijah, warga Lodoyo, mengaku sejak kecil setiap adanya kegiatan ritual siraman Kyai Pradah selalu hadir dan berharap mendapatkan percikan bekas siraman Gong Kyai Pradah. Karena diyakini bekas air siraman Kyai Pradah bisa mendapatkan keberkahan dan kesehatan.
Usai dilakukan penyiraman, Gong Kyai Pradah lalu dikembalikan ke Sanggar oleh sang juru kunci yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi penyiraman.