Ribuan Peserta Ikuti Ujian Bahasa Jerman di Wisma Jerman Surabaya
Wisma Jerman Surabaya menggelar program kursus dan ujian kompetensi Bahasa Jerman di sepanjang tahun 2023. Kepala Bagian Program dan Budaya (Kulturprogramm) Dhahana Adi menyebut, kedua program tersebut itu terlaksana secara luring dan juga daring. Program itu telah diikuti ribuan peserta.
"Untuk jumlah peserta yang ikut ujian kompetensi B1 hingga C1 sekitar 1200 sampai 1500 orang, sedangkan untuk yang ikut kursus berkisar 1500 hingga 1800 orang untuk tahun 2023," ujarnya, saat media gathering di Gedung Wisma Jerman Surabaya, Rabu 6 Maret 2024.
Dirinya juga menjelaskan, pada triwulan pertama tahun 2024 ini, pada periode pertama di bulan Januari lalu, peserta yang mendaftar ujian kompetensi bahasa Jerman mencapai 280 orang dan periode kedua di awal Maret sudah 270 orang. Sementara untuk peserta kursus bahasa Jerman telah mencapai 500 orang sejak awal 2024 lalu.
Direktur Wisma Jerman Surabaya Mike Neuber mengatakan, sejak Wisma Jerman berdiri di tahun 2012, angka untuk partisipan kursus hanya meningkat 50 orang setiap tahunnya. Namun angka partisipan yang mengikuti ujian justru meningkat.
"Untuk kursus, tidak drastis naiknya karena selama pandemi, ada banyak pemain baru di pasar kursus bahasa Jerman. Angka itu stabil, tapi untuk ujian, banyak peningkatan karena banyak orang yang ingin melanjutkan pendidikan ke Jerman. Banyak orang dari seluruh Indonesia datang ke sini untuk ujian," ungkapnya.
Mike menjelaskan meningkatnya angka partisipan yang mengikuti ujian kompetensi bahasa Jerman, selain karena ingin melanjutkan pendidikan, juga karena faktor program pendidikan vokasional, Ausbildung yang menarik minat masyarakat Indonesia.
"Berdasarkan data Deutscher Akademischer Austauschdienst atau Dinas Pertukaran Akademis Jerman, sebanyak 6000 mahasiswa Indonesia berkuliah di Jerman. Minat masyarakat juga tinggi terkait Ausbildung, ini selalu diangkat KADIN dan kita juga mempersiapkan pemuda Indonesia untuk Ausbildung," paparnya.
Mike juga menjelaskan, jumlah lowongan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan Jerman setiap tahunnya, berada pada angka ratusan ribu. Oleh karena itu, tak dapat dipungkiri program, seperti Ausbildung dianggap dapat menjadi win-win solution bagi Jerman, yang SDM-nya sedikit dan negara dengan populasi penduduk yang tinggi, seperti Indonesia.
"Sebanyak 1,5 juta tenaga kerja yang dibutuhkan setiap tahun di Jerman dan 400 ribu yang dibutuhkan dari luar negeri. Ini terjadi karena kondisi demografi Jerman. Jumlah pemudanya kurang untuk mendukung dan menopang sistem ekonomi dan sosial di sana," pungkasnya.