Ribuan Personel Gabungan Amankan Tradisi Suroan di Madiun
Sebanyak 3.000 aparat keamanan gabungan disiagakan pada peringatan Suro dan pelaksanaan tradisi Suroan Agung di Madiun, 6-7 Juli 2024.
Untuk itu, sebelum pelaksanaan tradisi tersebut Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Imam Sugianto mengatakan dan Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Rafael Granada Baay melakukan pertemuan dengan sejumlah perguruan pencak silat PSHT dan PSHW sebagai penggagas kegiatan tersebut.
Dari pertemuan tersebut, Imam mengatakan, akan mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut namun dengan catatan sama-sama menjaga keamanan lingkungan. Apalagi, dikabarkan setidaknya 10 ribu anggota perguruan akan terkumpul di Madiun.
“Ketentuan-ketentuan yang ada untuk ditaati bersama, salah satunya untuk mencegah terjadinya bentrok dengan perguruan silat disepanjang jalan yang akan dilalui, yaitu tidak boleh konvoi pakai motor, tidak boleh menggunakan mobil bak terbuka, itu kerawanannya cukup tinggi. Itu akan kita tertibkan di kawasan Madiun Kota dengan menggunakan bus atau mobil tertutup,” kata Imam usai pertemuan.
Ia mengatakan, nantinya akan ada 3.000 personel, termasuk backup dari Polda dan Kodam serta jajaran. Namun, jumlah tersebut bisa bertambah menyesuaikan kerawanan yang muncul di lapangan.
Selain itu, nantinya di lokasi perbatasan dan titik-titik yang sudah ditentukan juga akan dilakukan penyekatan dan pemeriksaan untuk mengantisipasi tingkat kerawanan. Nantinya, hanya peserta yang jadi utusan kedua perguruan yang boleh masuk.
“Jika tidak ada kepentingan dan bukan diutus oleh panitia untuk hadir di Madiun, maka kita suruh pulang termasuk untuk yang menggunakan kendaraan bak terbuka, saat itu juga kita pinggirkan dan kita tilang. Kalau tidak sesuai dengan peruntukannya termasuk kendaraan roda dua pakai knalpot brong, semuanya akan kita tertibkan,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Umum PSHT, R Moerjoko Hadi Wijoyo mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan larangan terkait kegiatan ziarah selama kurun waktu bulan suro ini.
“Kami melarang menggunakan baju atau atribut organisasi selama perjalanan, baik berangkat maupun pulang. Jadi baju atribut dipakai ditempat lokasi dan yang tidak berkepentingan kami tidak mengizinkan masuk ditempat tersebut,” kata Moerjoko.