Ribuan Mahasiswa KKN Kolaboratif di Jember, Bupati Minta Fokus Pada Tiga Hal Ini
Sebanyak 4.001 mahasiswa dari 18 perguruan tinggi di Jawa Timur melakukan KKN Kolaboratif di Jember. Mereka dilepas oleh Bupati Jember Hendy Siswanto, pada Senin, 22 Juli 2024.
Hendy Siswanto mengatakan, KKN Kolaboratif di Jember dengan melibatkan 18 perguruan tinggi di Jawa Timur sudah tiga tahun berturut-turut dilakukan. KKN Kolaboratif ini merupakan wujud bahwa tidak ada egosentris antar mahasiswa karena latar belakang perguruan tinggi yang berbeda.
Hendy berharap, KKN Kolaboratif tak sekadar pemenuhan regulasi akademik, tetapi juga merupakan semangat yang lahir dari rasa ingin membantu dan bermanfaat antar sesama.
Karena itu, Hendy berharap ribuan mahasiswa membantu Pemkab Jember menekan angka stunting, anak tidak sekolah, dan persoalan ketahanan pangan.
Kendati demikian, mereka diberi kebebasan mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki desa tempat mereka mengabdi. Mereka bisa membantu masyarakat desa dalam mengembangkan wisata maupun UMKM yang ada di desa tersebut.
“Jika dalam melaksanakan KKN menemukan potensi yang bisa dikembangkan, silakan dikembangkan, seperti peternakan, pertanian, dan pariwisata,” katanya.
Tak hanya itu, sebagai bentuk keterbukaan atas segala bentuk kritik, Bupati Jember Hendy Siswanto meminta masyarakat memberikan masukan jika ada kebijakan Pemkab Jember yang kurang tepat. Termasuk mereka juga diminta melaporkan masyarakat miskin yang belum tersentuh bantuan pemerintah.
Hendy mengaku, Pemkab Jember tidak mungkin bisa menjangkau seluruh persoalan yang dialami 2,6 juta penduduk Jember yang tersebar di 248 desa dan kelurahan.
Bahkan, Hendy sangat bersyukur jika peserta KKN Kolaboratif bisa mengembangkan usahanya sendiri. Hendy berjanji akan mempermudah dan menggratiskan pengurusan perizinan usaha tersebut.
“Kalau ada warga miskin yang belum pernah menerima bantuan pemerintah. Silakan KTP-nya diambil dan laporkan ke kami,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan Kumendesa PDT RI, Dwi Rudi Hartoyo berharap, mahasiswa peserta KKN kolaboratif juga bisa melakukan pemetaan luasan lahan pertanian dan perkebunan. Sebab, saat ini luasan lahan tersebut mengalami pengurangan akibat alih fungsi lahan.
Karena itu, upaya meningkatkan ketahanan pangan diperlukan inovasi . Apalagi pemerintah saat ini sedang menggodok pelaksanaan makan sehat bergizi.
Selain itu, Dwi juga berharap peserta KKN juga membantu pemerintah desa dalam melakukan penginputan desa membangun dan indeks desa. Mahasiswa bisa mengkaji kekurangan, baik terkait indeks sosial ekonomi dan layanan tata kelola pemerintahan.
Pada kesempatan itu, Rudi juga berharap kedatangan mahasiswa disambut hangat oleh pemerintah desa. Peserta yang tidak semua warga Jember harus diberikan kesan positif tentang keramahtamahan warga Jember.
“Sikap santun dan ramah harus ditunjukkan kepada para mahasiswa KKN kolaboratif. Sebagian bukan warga Jember, sehingga tata cara Jember menyambut tamu akan berkesan dan diceritakan kepada keluarga saat pulang ke rumahnya,” pungkasnya.