Ecoton: Ribuan Ikan Mati Diduga Karena Pembuangan Limbah Industri
Matinya ribuan ikan di Sungai Surabaya, menimbulkan dugaan-dugaan penyebabnya. Ecoton, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan hidup menduga matinya ribuan ikan itu disebabkan oleh limbah pabrik yang sengaja dibuang ke sungai.
Amir Udin, salah satu investigator Ecoton saat dikonfirmasi, Jumat 5 Oktober 2018 mengatakan sejumlah warga sekitar sungai mengaku mencium bau menyengat pada pukul 06.30-07.00 pagi. Bau itu berasal dari sebuah industri yang berada di Wringin Anom. Kemudian nampak ikan-ikan bermunculan dari dasar sungai dengan kondisi sudah mabuk.
"Warga banyak mencium bau menyengat dan menemukan ikan-ikan mati di jam yang sama. Kami menduga kuat, matinya ikan-ikan ini karena adanya aktivitas pembuangan limbah ke sungai, yang tidak diolah terlebih dulu. Sehingga ini berbahaya untuk ekosistem sungai," jelas Amir.
Sementara itu, Direktur Ecoton, Prigi Arisandi mengatakan bahwa Pemerintah Kota Surabaya harus menindak tegas pabrik-pabrik yang tidak melakukan pengolahan limbah, dan begitu saja membuangnya ke sungai.
"Seharusnya Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS), Jasa Tirta, dan Pemerintah Jawa Timur melakukan investigasi penyebab matinya ikan. Melakukan penelusuran, titik awalnya di mana dan penyebabnya apa? Â Sehingga ada antisipasi, supaya kejadian seperti ini tidak terulang lagi," kata Prigi.
Ditambahkan Prigi, wilayah yang terdampak dari limbah pabrik ini semakin meluas. Ecoton selanjutnya memperingatkan PDAM Surya Sembada untuk berhati-hati. Supaya, air olahannya tidak juga tercemar oleh limbah pabrik.
"Kematian ikan-ikan ini indikasinya adalah limbah industri. Maka besar kemungkinan, adanya bahan-bahan beracun dan bahan berbahaya yang bercampur dengan air. Kalau PDAM tidak waspada, khawatirnya akan tercampur ke air olahan PDAM," katanya.
Ditambahkan Prigi, Ecoton sudah melaporkan kejadian ini ke PDAM agar langkah-langah antisipasi dilakukan guna mencegah tercemarnya air olahan PDAM oleh limbah berbahaya. "Saya sudah lapor ke humas PDAM. Katanya, akan diantisipasi," ujar Prigi. (tts)
Advertisement