Ribuan Data Kesembuhan COVID-19 di Malang Tak Masuk di Kemenkes
Ribuan data kesembuhan Covid-19 di Kota Malang ada yang tidak terlaporkan ke sistem New All Record (NAR). Walikota Malang, Sutiaji mengatakan bahwa tidak terlaporkannya ribuan angka kesembuhan tersebut disebabkan karena keterlambatan input data ke sistem milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Ia mencontohkan, semisal batas waktu input data jatuh pada pukul 20.00 WIB lalu tiap fasilitas pelayanan kesehatan terlambat dua menit memasukkan data. Maka data tersebut tidak akan ter-input di dalam sistem.
"Di Kota Malang itu punya tabungan 1.472 atau 1.478 orang yang sembuh Covid-19 tapi belum terlaporkan, ini akan menambah berapa nanti (karena belum terlaporkan). Tingkat kesembuhan kita itu tinggi," ujarnya pada Kamis 12 Agustus 2021.
Hal inilah kata Sutiaji yang menyebabkan beberapa waktu lalu ada penambahan sebanyak 310 kasus positif Covid-19 di Kota Malang. Hal ini disebabkan karena data kemarin yang belum sempat terinput, terakumulasi dengan data keesokan harinya.
"Akhirnya akumulasi dari itu, sehingga positif rate-nya nambah. Nambahnya tinggi (kasus positif) padahal di lapangan turun, ini kan menjadi perhatian," katanya.
Hal inilah ujar Sutiaji yang menjadi sorotan dari Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan yang membuat Kota Malang mendapatkan evaluasi terkait penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Untuk memperbaiki hal itu kata Sutiaji pihaknya sudah mengumpulkan seluruh kepala puskesmas, camat hingga Dinas Kesehatan (Dinkes) agar bisa menyamakan persepsi terkait updating data.
"Ada beberapa hal yang inshallah kami siapkan, berkaitan dengan updating data. Ini perlu ada penyesuaian dan apa yang kami akan lakukan," ujarnya.