Ribuan Buruh Jatim Gruduk Grahadi, Jalan Surabaya Macet
Demo buruh tolak penetapan upah minimum provinsi (UMP), kembali digelar hari ini oleh buruh seluruh Jawa Timur. Mereka menggeruduk Gedung Negara Grahadi mencari Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Akibatnya, sepanjang jalan utama Kota Pahlawan menjadi macet.
Berdasarkan pantauan Ngopibareng.id, kemacetan sudah terlihat di Bundaran Waru. Sebab, jalan tersebut menjadi titik kumpul para buruh yang berasal dari berbagai daerah di Jatim. Saat para buruh mulai bergerak, akses Frontage Road Jalan Ahmad Yani pun tertutup ribuan buruh.
Mereka melakukan long march hingga menuju Gedung Negara Grahadi di Jalan Gubernur Suryo. Massa buruh bahkan sempat melakukan orasi di depan Kebun Binatang Surabaya (KBS) di Jalan Raya Darmo. Hal tersebut membuat anggota kepolisian yang bersiaga menghentikan lalu lintas sementara.
Usai orasi, ribuan massa itu kembali melanjutkan long march. Sesampainya di perempatan Jalan Polisi Istimewa, mereka kembali menghentikan langkah dan melakukan orasi. Pihak kepolisian lagi-lagi terpaksa harus membuat rekayasa lalu lintas untuk memecah kemacetan.
Menanggapi aksi buruh tersebut, Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Achmad Yusep Gunawan membenarkan jika sempat ada kemacetan di beberapa jalan utama di Kota Pahlawan tersebut.
“Ada beberapa saat lalu sempat berpotensi kemacetan, dapat kita komunikasikan dan saat ini sudah bergerak menuju Gedung Negara Grahadi,” kata Yusep ketika berada di titik aksi.
Yusep mengatakan, pihaknya sempat dibantu oleh Polres Sidoarjo untuk melakukan pengamanan. Mereka membantu untuk mengatur lalu lintas di sekitar Jalan Bundaran Waru.
“Saat ini juga kami didampingi oleh Kapolresta Sidoarjo yang mengantar massanya menuju Gedung Negara Grahadi,” ucapnya.
Sementara itu, Kasat Lantas Polrestabes Surabaya, AKBP Teddy Chandra mengatakan, rekayasa lalu lintas di jalan utama Kota Pahlawan dilakukan secara situasional, dengan melihat pergerakan buruh.
“(Lalu lintas diatur) situasional, akhirnya kita lakukan rekayasa lalu lintas. Begitu (buruh) sudah lewat kita buka lagi. Kalau lancar, sekarang belum dapat info,” kata Teddy.
Rekayasa lalu lintas di Surabaya tersebut, kata Teddy, terpaksa harus dilakukan oleh pihak kepolisian. Mengingat, massa buruh yang datang menuju Gedung Negara Grahadi sangat banyak.
“Intinya situasional kalau penutupan karena menyangkut jumlah massa yang banyak. Kita lebih baik cari situasi yang kondusif, karena di Surabaya ini untuk arus lalu lintas ada jalur alternatif-alternatif lain,” jelasnya.
Sekitar 2.500 personel Polri disiagakan untuk menjaga aksi demonstrasi dari buruh seluruh Jatim. Kekuatan pengamanan yang dilibatkan dari satuan tugas Polrestabes Surabaya dan Samapta Polda Jatim dua kompi.